MOMSMONEY.ID - Sekarang, masyarakat bisa isi ulang air minum di
refill station dari Waterhub lo. Bagaimana caranya? Menerapkan gaya hidup peduli lingkungan atau berkelanjutan jadi topik yang mulai banyak masyarakat cari tahu. Maklum, kondisi cuaca dan alam yang muncul saat ini seringkali membawa dampak negatif bagi manusia. Sebut saja, polusi udara, banjir, maupun udara panas yang semakin menyengat.
Salah satu kebiasaan baik yang bisa mulai Anda terapkan adalah mengurangi sampah plastik dari produk air kemasan dengan membawa tumbler atau botol minum sendiri. Tapi, bingung isi ulang air minum di mana? Jangan khawatir, sebab kini mulai bermunculan tempat isi ulang air putih (
refill station) yang dilengkapi dengan aplikasi, seperti Waterhub. CEO & Founder Waterhub Lyonda Huwaidi mengatakan, dasar terciptanya WaterHub adalah untuk mengatasi permasalahan distribusi air minum. Sebab, pengiriman maupun distribusi air minum ke konsumen saat ini kebanyakan masih mengandalkan kemasan plastik. Lyonda tertarik mendirikan Waterhub karena melihat kondisi Indonesia jadi negara peringkat ke dua terbesar yang bekontribusi pada sampah plastik dunia. "Saya tergerak dan memutuskan untuk membangun sesuatu dengan latar belakang
engineer saya untuk memberikan solusi dan dampak positif ke masyarakat," kata Lyonda kepada Momsmoney.
Baca Juga: Ingin Memanfaatkan Botol Semprot Bekas? Ini Sederet Ide Menarik Alhasil, Lyonda mengembangkan Waterhub sejak 2019 dengan tujuan untuk memberikan alternatif dan kemduahan cara air minum diolah dan didistribusikan tanpa mencemari lingkungan dan menghilangkan kesulitan menyediakan air minum di daerah terpencil.
Refill station Waterhub dapat mengolah air laut, air tanah hingga air hujan menjadi air minum. Lyonda bilang, Waterhub menyediakan air minum yang sehat dan berkelanjutan kepada konsumen melalui kuota air minum (
subscription). Konsumen bisa dengan nyaman minum air tanpa perlu memusingkan peremajaan mesin ataupun logistik pengiriman air. Sejauh ini,
refill station Waterhub baru tersedia di Universitas Binus Bekasi dan Jakarta International Velodrome. Lyonda menyebutkan, target ke depan adalah memperluas jangkauan Waterhub ke banyak kota dan ruang publik. Selain itu, Waterhub juga ingin memperkuat kemitraan dengan mitra lokal dan pemerintah. Dalam memonetisasi bisnis, Waterhub mengenakan biaya langganan kuota air dari konsumen.
Lyonda memandang prospek bisnis Waterhub positif sebab kebutuhan akan air besih yang menerapkan proses berkelanjutan akan terus meningkat. "Dukungan dari komunitas dan pengguna yang merasakan manfaat dari layanan ini, serta tren peningkatan teknologi dan ramah lingkungan dalam distribusi air jadi sentimen positif," kata Lyonda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Danielisa Putriadita