Sekarang saat yang tepat masuk ke reksadana saham?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terpuruk sepanjang awal tahun ini, reksadana saham mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Merujuk data Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga 31 Agustus, kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index memang masih terkoreksi 6,13%.

Namun, dalam sebulan terakhir, reksadana saham mulai mengalami perbaikan kinerja dengan berhasil menguat 3,52%. Hal ini tidak terlepas dari mulai membaiknya kinerja LQ45 yang sahamnya memang banyak dijadikan sebagai portofolio reksadana saham. Tercatat, sepanjang Agustus kemarin, indeks LQ45 berhasil menguat 5,27%, mengungguli IHSG yang hanya tumbuh 1,32%.

“Dengan kinerja laporan keuangan emiten yang baik, lalu The Fed juga mengkomunikasikan tapering dengan baik dan dari jauh jauh hari, serta harga saham yang sudah turun dari awal tahun menjadikan valuasi saham bluechip yang masuk LQ45 menarik. Alhasil, kinerjanya pun ikut membaik dalam sebulan terakhir,” jelas Direktur Panin Asset Management Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Kamis (9/9).


Baca Juga: Dana kelolaan (AUM) industri reksadana bertambah Rp 4 triliun di Agustus 2021

Senada, Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin juga melihat valuasi saham bluechip yang murah adalah faktor yang mendongkrak kinerja LQ45 dan reksadana saham. Ia juga mengamati saat ini mulai terjadi shifting di pasar saham di mana para investor beralih ke value stock, dari sebelumnya growth stock. 

Oleh karena itu, menurutnya, ketika tapering sudah diumumkan kapan pelaksanaannya ataupun ketika sudah mulai berlaku, saham-saham bluechip yang akan unggul. Sementara growth stock berbasis teknologi yang menjadi motor pergerakan IHSG sebelum ini akan mulai berkurang.

“Saham-saham perbankan secara valuasi saat ini masihlah murah, lalu emiten komoditas seperti batubara, CPO, dan emas juga masih menarik. Ketika ada tapering, angka inflasi akan ikut naik, dan harga komoditas akan berkorelasi dengan kenaikan inflasi. Artinya saham-saham blue chip juga didukung oleh sentimen yang positif ke depan untuk menguat,” imbuh Toufan.

Toufan menyebut, bagi investor yang memang punya jangka waktu investasi yang panjang, saat ini merupakan entry point yang tepat. Pasalnya, ketika The Fed sudah mengumumkan teknis pelaksanaan tapering, kemungkinan besar pasar akan mengalami rebound.

“Kami di Panin AM memperkirakan harga wajar IHSG ada di level 6.700 untuk 2021. Jadi, level saat ini masih jauh di bawah perkiraan tersebut, sehingga bobot untuk reksadana saham dapat diperbesar,” kata Rudiyanto.

Selanjutnya: Kinerjanya oke, seperti ini racikan reksadana saham Henan Putihrai AM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat