Sekarang Waktu yang Tepat untuk Beli Kripto? Miliarder Ini Bilang Begini



KONTAN.CO.ID - Sekarang waktu yang tepat untuk beli kripto? Miliarder Jeffrey Gundlach bilang begini.

Gundlach mengatakan, terlalu dini untuk ikut-ikutan masuk ke kripto saat ini karena bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan menaikkan lebih banyak suku bunga.

"Saya pasti tidak akan menjadi pembeli (mata uang kripto) hari ini," kata Gundlach menjawab pertanyaan, apakah ini saat yang tepat untuk membeli mata uang kripto katanya kepada CNBC, seperti dikutip Bitcoin.com, Minggu (18/9).


Gundlach, Founder dan CEO Doubleline, perusahaan manajemen investasi, mendapat julukan Raja Obligasi setelah muncul di sampul Barron pada 2011 dengan judul Raja Baru Obligasi

Sementara investor institusional memberi julukan Money Manager of the Year pada 2013, dan Bloomberg Markets menempatkannya sebagai salah satu dari The Fifty Most Influential di 2012, 2015, dan 2016. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh ke US$ 18.000, Banyak Mata Uang Kripto Anjlok Lebih dari 10%

Gundlach menekankan, waktu untuk kembali ke ruang kripto adalah ketika The Fed berbalik arah dari kenaikan suku bunga dan memulai kebijakan "uang gratis". 

"Saya pikir, Anda membeli mata uang kripto ketika mereka (The Fed) menerapkan uang gratis lagi. Anda membutuhkan poros The Fed yang sebenarnya," ujar Gundlach mengomentari sikap hawkish dan ketakutan resesi bank sentral AS saat ini.

Dia menambahkan, investor tidak boleh membeli kripto ketika hanya ada "mimpi" dari poros kebijakan moneter The Fed.

Senin (19/9), pasar kripto ambrol, dengan harga Bitcoin jatuh ke bawah US$ 19.000, dan sempat ada di US$ 18.390,32, menurut data CoinMarketCap, terendah sejak Juli lalu.

Miliarder ini juga memperingatkan tentang peningkatan risiko deflasi, melihatnya sebagai ancaman utama bagi ekonomi dan pasar AS. 

Baca Juga: Kehancuran Terbesar bakal Datang, Robert Kiyosaki Minta Masuk Sekarang ke 2 Aset Ini

Gundlach menjelaskan, sudah waktunya bagi investor untuk menjadi lebih bearish pada saham AS, mencatat bahwa S&P 500 bisa turun 20% pada pertengahan Oktober nanti.

"Tindakan pasar kredit konsisten dengan pelemahan ekonomi dan masalah pasar saham," katanya. "Saya pikir Anda harus mulai menjadi lebih bearish".

Meskipun mengakui saham bukanlah keahliannya, Gundlach melihat pasar negara berkembang sebagai peluang terbesar yang akan datang bagi investor ekuitas.

Di tengah risiko deflasi, ia menyarankan investor terjun ke obligasi AS jangka panjang. Sebab, risiko deflasi jauh lebih tinggi saat ini dibanding selama dua tahun terakhir.

"Saya tidak berbicara tentang bulan depan. Saya berbicara tentang beberapa waktu kemudian tahun depan, tentu saja pada tahun 2023," imbuh Gundlach.

Editor: S.S. Kurniawan