Sekelompok wanita berunjuk rasa di Kabul menuntut peran dalam pemerintahan Taliban



KONTAN.CO.ID - KABUL. Beberapa wanita turun ke jalan-jalan di ibukota Afghanistan pada hari Sabtu untuk menuntut hak mereka untuk bekerja, peran dalam pemerintahan masa depan yang dikuasai Taliban. Aksi unjuk rasa dimulai dengan 50 wanita berbaris menuju istana presiden.

Namun, Razia Barakzai, mengatakan para wanita itu dihentikan di dekat pintu masuk kementerian keuangan, di mana Taliban “mengepung” mereka dan mencegah mereka melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk istana.

Barakzai mengatakan Taliban telah menggunakan semprotan merica dan gas air mata untuk mencoba membubarkan massa. “Kami tenang dan damai sepanjang waktu, tetapi mereka hanya ingin menghentikan kami dengan cara apa pun,” katanya kepada Al Jazeera.


Baca Juga: Rusia: Jangan sampai sisa senjata AS di Afghanistan disalahgunakan Taliban

Demonstrasi hari Sabtu menandai setidaknya keempat kalinya perempuan di Kabul dan kota barat Herat berkumpul untuk menuntut hak-hak mereka dalam pemerintahan yang dipimpin Taliban di masa depan. Barakzai mengatakan Taliban yang mencoba mengepung para pengunjuk rasa mengenakan spanduk merah dan membawa senjata. “Ini bukan pasukan Taliban biasa,” katanya.

Kerumunan itu dikepung di keempat sisinya oleh Taliban, yang mengatakan kepada mereka, menurut Barakzai, “Pulanglah, kalian masing-masing satu per satu,” ujar dia menirukan. 

Namun, untuk keluar ternyata sama sulitnya, karena Taliban terus mengepung mereka. “Aneh, mereka tidak ingin kita tinggal, tetapi mereka juga tidak mengizinkan kita pergi,” terangnya.

Barakzai juga mengatakan salah satu wanita diserang oleh Taliban. Gambar media sosial menunjukkan seorang wanita muda berdarah dari kepala, di mana dia mengklaim Taliban telah memukulnya.

Al Jazeera tidak dapat secara independen memverifikasi persis bagaimana dia terluka.

Selanjutnya: Penanganan evakuasi di Afganistan kacau, popularitas Biden jatuh

Editor: Handoyo .