JAKARTA. Sekretaris Jendral Partai Golkar Idrus Marham enggan menduga-duga apa maksud bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut inisial nama J dan A sebagai bakal cawapresnya.Dia tidak melihat dipilihnya nama J yang kemungkinan mengarah ke Politisi Senior Partai Golkar Jusuf Kalla bisa mempengaruhi pembahasan dan pengambilan hasil rapat pimpinan nasional VI yang digelar hari ini. Bahkan, Idrus juga mengaku tidak yakin apakah inisial J itu benar-benar mengarah kepada Jusuf Kalla."Saya bukan ahli tafsir. Tidak bisa disebut J itu pasti Jusuf Kalla. Kalau begitu, A bisa saja Aburizal," kata Idrus sesaat sebelum pelaksanaan Rapimnas VI Golkar di Jakarta Convention Center, Minggu (18/5).Partai Golkar, menurutnya mengambil keputusan politik berdasarkan usulan yang dikemukakan oleh peserta rapimnas.Golkar tidak akan memutuskan akan memilih bergabung ke PDI-P hanya karena Jokowi berpeluang memilih elitenya sebagai bakal cawapres. Kendati demikian, kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai berlambang banteng itu memang masih terbuka.Peluang itu diikuti oleh dua posi lainnya yakni berkoalisi dengan poros Partai Gerindra atau membuat poros baru dengan Partai Demokrat. "Semuanya akan dibahas di dalam nanti," pungkasnya. (Ihsanuddin)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sekjen Golkar: Cawapres Jokowi A, bisa Aburizal
JAKARTA. Sekretaris Jendral Partai Golkar Idrus Marham enggan menduga-duga apa maksud bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut inisial nama J dan A sebagai bakal cawapresnya.Dia tidak melihat dipilihnya nama J yang kemungkinan mengarah ke Politisi Senior Partai Golkar Jusuf Kalla bisa mempengaruhi pembahasan dan pengambilan hasil rapat pimpinan nasional VI yang digelar hari ini. Bahkan, Idrus juga mengaku tidak yakin apakah inisial J itu benar-benar mengarah kepada Jusuf Kalla."Saya bukan ahli tafsir. Tidak bisa disebut J itu pasti Jusuf Kalla. Kalau begitu, A bisa saja Aburizal," kata Idrus sesaat sebelum pelaksanaan Rapimnas VI Golkar di Jakarta Convention Center, Minggu (18/5).Partai Golkar, menurutnya mengambil keputusan politik berdasarkan usulan yang dikemukakan oleh peserta rapimnas.Golkar tidak akan memutuskan akan memilih bergabung ke PDI-P hanya karena Jokowi berpeluang memilih elitenya sebagai bakal cawapres. Kendati demikian, kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai berlambang banteng itu memang masih terbuka.Peluang itu diikuti oleh dua posi lainnya yakni berkoalisi dengan poros Partai Gerindra atau membuat poros baru dengan Partai Demokrat. "Semuanya akan dibahas di dalam nanti," pungkasnya. (Ihsanuddin)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News