Sekjen PBB: Gaza Menjadi Kuburan untuk Anak-Anak



KONTAN.CO.ID - Korban tewas akibat serangan Israel di Gaza kini telah menembus angka 10.000. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut Gaza kini telah menjadi kuburan untuk anak-anak karena tingginya jumlah korban anak-anak dari konflik yang pecah pada 7 Oktober tersebut.

Guterres pada hari Senin (6/11) memperkuat tuntutannya kepada seluruh pihak yang berselisih untuk melakukan gencatan senjata, setelah otoritas kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 10.022 orang di Gaza telah terbunuh, termasuk 4.104 anak-anak.

"Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari," kata Guterres, dikutip Reuters.


Baca Juga: Yordania Kirimkan Bantuan Medis ke Gaza Melalui Airdrop

Menurut WHO, 39 fasilitas kesehatan telah rusak sejak perang dimulai. Rumah sakit juga terpaksa menutup atau menghentikan layanan setelah pasokan listrik dan bahan bakar terputus.

Serangan terbaru pada akhir pekan lalu juga menyebabkan putusnya jaringan listrik dan internet. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan mereka kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota timnya.

Sekjen PBB menambahkan bahwa operasi darat yang dilakukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terus menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja dan fasilitas PBB.

"Tak ada yang selamat. Pada saat yang sama, Hamas dan militan lainnya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan terus meluncurkan roket tanpa pandang bulu ke arah Israel," lanjut Guterres.

Baca Juga: Militer Israel Serang Wilayah Sekitar Rumah Sakit di Gaza Selama Lebih dari Satu Jam

Menolak Gencatan Senjata

Guterres juga mendesak agar Hamas segera melepaskan semua sandera tanpa syarat agar gencatan senjata mau dipenuhi oleh Israel.

Israel dan Hamas telah menolak tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata. Israel meminta agar Hamas melepaskan semua sandera sebagai syarat gencatan senjata. Sementara Hamas baru mau melepaskan sandera jika Israel berhenti menyerang Gaza.

Saat ini militer Israel mengklaim telah berhasil merebut kompleks milik Hamas dan siap menyerang militan Palestina tersebut di terowongan bawah tanah yang diduga menjadi tempat persembunyiannya.

Baca Juga: Usulan Gencatan Senjata Ditolak, Hamas Siapkan Taktik Untuk Jebak Israel Di Gaza

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa Hamas menempatkan pasukan dan senjata di sekitar sekolah, masjid, rumah, dan fasilitas PBB.

Militer Israel juga mengklaim telah mengepung Kota Gaza dan mengerahkan tank dan pasukan darat lainnya. 

Kelompok sayap Hamas, brigade Al-Qassam, mengatakan pihaknya telah merusak 27 kendaraan militer Israel dalam 48 jam dan menimbulkan kerugian besar dalam pertempuran langsung dengan pasukan Israel.