Sekjen PPP bantah ingin koalisi dengan PDIP



JAKARTA. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy membantah upaya mendukung bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo.

Keinginan tersebut sering disebut-sebut sebagai alasan utama kubu Romahurmuziy menentang keras keinginan kubu Ketua Umum PPP Suryadharma Ali untuk berkoalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

"Kita belum mengarah ke mana-mana. Kita masih akan lihat perkembangan dalam beberapa hari ke depan," kata Romy sesaat sebelum pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional III PPP di Cisarua, Bogor, Rabu (22/4/2014).


Menurutnya, dalam Mukernas III nanti baru akan didiskusikan arah koalisi dan dukungan PPP terhadap capres. Dia mengatakan, hasil dari Mukernas III tidak harus selalu berpatokan dengan Mukernas II pada 7-9 Februari 2014.

Mukernas II yang digelar di Bandung itu menetapkan Suryadharma sebagai capres dari internal partai. Mukernas II juga memutuskan PPP akan menjalin komunikasi politik dengan enam bakal capres yang ada, yakni Jusuf Kalla, Joko Widodo, Din Syamsudin, Khofifah Indar Parawansa, Isran Noor, dan Jimly Asshiddiqie. Tidak ada nama Prabowo dalam keputusan itu.

Dengan mendukung Prabowo, Suryadharma dinilai menyalahi hasil Mukernas II. Hal itu memicu drama politik berkepanjangan hingga akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk melakukan islah.

"Tapi, keputusan Mukernas II itu bisa diubah oleh Mukernas III. Jadi, apakah nanti kita kerucutkan menjadi tiga nama saja atau kita buka lagi untuk capres lain seluas-luasnya," kata Romy.

Setelah mendapatkan keputusan dalam Mukernas, PPP baru akan melakukan pendekatan politik terhadap partai politik atau capres yang telah diputuskan. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan