Sektor agribisnis masih menjadi sasaran utama penyaluran kredit perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri agribisnis masih menjadi sasaran utama penyaluran kredit perbankan. Tahun ini, beberapa bank juga telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan kredit di sektor ini.

PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO, anggota indeks Kompas100 ini) misalnya menargetkan bisa membidik pertumbuhan di sektor ini sebesar 33% hingga akhir 2019 nanti.

“Penopang kredit kami masih bertumpu di sub sektor kelapa sawit, dan tebu. Sedangkan untuk industrinya dan on farm masih akan stabil,” kata Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto kepada Kontan.co.id, Senin (18/3).


Target ini pun akan disertakan dengan mitigasi perseroan, khususnya dalam kerangka keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Misalnya nasabah industri sawit diprioritaskan untuk memiliki sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

“Selain itu, kami juga terus melihat bagaimana prospek komoditas ke depannya,” lanjutnya.

Namun, di awal tahun ini, Agus mengaku pertumbuhan kredit agribisnis belum terlalu ekspansif. Hingga Januari 2019 sendiri perseroan telah menyalurkan kredit senilai Rp 14,76 triliun. Tumbuh 32,69% (yoy) dibandingkan Januari 2018 senilai Rp 11,13 triliun.

Sementara sepanjang 2018 lalu, porsi kredit agribisnis BRI Agro mencapai Rp 3,7 triliun dengan pertumbuhan 54% (yoy).

Subsektor perkebunan juga jadi tumpuan bagi PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100 ini). Namun, penyaluran di subsektor perkebunan kata Wakil Direktur Utama Herry Sidharta punya tantangan.

“Awal tahun ini belum terlalu ekspansif jika dibandingkan akhir 2018 lalu. Karena pertumbuhan di subsektor perkebunan ini biasanya mengikuti kebutuhan debitur saat masa tanam,” katanya kepada Kontan.co.id.

Sepanjang 2018 lalu, kredit agribisnis BNI dengan nilai Rp 48,5 triliun menopang 10% dari total kredit yang disalurkan perseroan Rp 484,39 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto