Sektor Barang Baku Sedang Melaju, Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor barang baku kembali melaju, dan ikut mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak 1,13% ke level 7.735,03 pada Kamis (17/10). Dari tujuh sektor yang menguat, sektor barang baku yang tercermin dari IDX Basic Materials naik paling tinggi sebesar 2,75%.

Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki mengamati prospek kinerja bisnis dan pergerakan saham emiten di sektor barang baku ikut dipengaruhi oleh sentimen global. Terutama dari sisi kondisi makro ekonomi, geopolitik, rantai pasok industri serta fluktuasi harga komoditas.

Emil melihat emiten yang bergerak di bisnis mineral-logam, barang kimia dan semen punya prospek yang menarik menjelang akhir tahun 2024.


Dia mencontohkan lonjakan harga komoditas emas hingga menembus rekor tertinggi di level US$ 2.680 per troi ons akan memoles outlook kinerja dan saham emiten emas.

Kondisi itu pun tercermin dari sejumlah saham emiten emas yang melejit pada Kamis (17/10). Seperti PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang melonjak 18,57%, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) naik 17,48%, dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang meningkat 3,18%.

Baca Juga: Kinerja Emiten Kawasan Industri Masih Penuh Tantangan, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emil juga menaksir katalis dari pasar komoditas global bakal mengangkat prospek emiten logam seperti nikel dan tembaga. Sementara itu, komitmen keberlanjutan program pembangunan dari pemerintahan baru yang segera dilantik akan menjadi katalis positif bagi emiten semen.

"Menjelang rilis kinerja kuartal III-2024, saya memperkirakan sektor barang baku akan mencatatkan hasil yang cukup baik, terutama bagi emiten tambang. Pergerakan harga komoditas di tengah volatilitas global juga memberikan dorongan bagi emiten-emiten tersebut," kata Emil kepada Kontan.co.id, Kamis (17/10).

Research Analyst Phintraco Sekuritas Arsita Budi Rizqi menambahkan, permintaan dari China menjadi faktor penting yang memengaruhi prospek permintaan dan harga komoditas yang terkait sektor barang baku. Dus, data-data ekonomi dan realisasi stimulus ekonomi di Negeri Panda itu bakal menjadi katalis bagi emiten di sektor barang baku.

Arsita memperkirakan apabila tidak ada stimulus dari China, prospek kinerja emiten barang baku, khususnya tambang mineral logam akan cenderung moderat di sisa tahun ini. Arsita menyoroti nikel yang masih dihadapkan pada kondisi kelebihan pasokan yang bisa memengaruhi harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP).

Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Perdagangan Jumat (18/10)

Prospek tembaga masih terganjal oleh pelemahan permintaan. Sedangkan harga timah cenderung menguat seiring dengan pasokan yang lebih rendah dari perkiraan. Sementara harga emas akan dipengaruhi oleh kekhawatiran pada eskalasi geopolitik serta jangka waktu pemangkasan suku bunga dari The Fed.

Meski begitu, secara umum Arsita memperkirakan ASP bahan baku dapat terakselerasi seiring dengan penguatan harga komoditas. Dengan catatan jika pemerintah China memberikan langkah-langkah stimulus fiskal baru dengan jumlah yang besar sebagai tambahan dari stimulus sebelumnya

"Adanya stimulus tersebut diharapkan dapat meningkatkan prospek aktivitas industri di China sehingga akan meningkatkan demand, yang kemudian akan mendorong harga bahan-bahan baku tersebut," imbuh Arsita.

Di antara saham sektor barang baku, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjagokan saham emiten tambang mineral-logam. Herditya menyodorkan saham ANTM, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan target harga masing-masing Rp 1.665 - Rp 1.720 dan Rp 10.175 - Rp 11.000.

Herditya juga menyarankan speculative buy pada PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk target harga di Rp 4.340 - Rp 4.440. Tak jauh beda, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga memilih saham tambang mineral, khususnya di bisnis nikel dan emas.

 
INCO Chart by TradingView

Secara teknikal, William menyarankan buy ANTM dengan mencermati support di Rp 1.500 dan resistance pada area Rp 1.780. Rekomendasi lainnya adalah BRMS (support Rp 290 - resistance Rp 380), INCO (support Rp 3.800 - Rp 4.400) dan PSAB (support Rp 280 - resistance Rp 362).

Emil merekomendasikan AMMN, BRMS, INCO, ANTM, PSAB, PT Timah Tbk (TINS), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Sedangkan Arsita melirik SMGR, PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) untuk target harga di Rp 4.700, Rp 980 - Rp 1.030 dan Rp 2.750 per saham.

Tonton: Saham GOTO Mulai Bangkit, Simak Rekomendasi dan Target Harga Terbaru

Selanjutnya: Cara Kontrol Komputer dari Jarak Jauh Melalui HP Tanpa Perlu Kabel

Menarik Dibaca: Cara Kontrol Komputer dari Jarak Jauh Melalui HP Tanpa Perlu Kabel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari