JAKARTA. Sinar Mas mendapatkan gugatan dari Raiffeisen Bank International AG (RBI). Bahkan, RBI meminta likuidasi anak usaha Sinar Mas, Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE). Pasalnya, ACE tak kunjung membayarkan utang induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Asia Resources Minerals Plc (ARMS) senilai US$ 120 juta. Analis First Asia Capital David Sutyanto melihat bahwa Sinar Mas sudah mengeluarkan kocek cukup besar untuk mengambil BRAU. Lalu ditambah dengan gugatan pembayaran utang ini, kelancaran proses akuisisi ARMS dapat terganggu. "Waktu diambil Sinar Mas saja sudah mahal. Kalau ada masalah begini makin "premium"," ujar David, kepada KONTAN. Terlebih dengan kondisi komoditas batubara yang tengah lesu. David memperkirakan, harga batubara belum akan membaik. Namun ia yakin kalau harganya tak akan merosot lebih dalam. Meski begitu, David melihat bahwa kantung Sinar Mas masih tebal. Kemudian, Sinar Mas selalu berusaha mentransformasikan lini bisnisnya. David menilai, energi dapat menjadi lini bisnis utama baru Sinar Mas. Apalagi dengan BRAU yang akan disinergikan dengan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). "Kalau sukses, energi bisa menjadi lokomotif baru Sinar Mas," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sektor energi bakal jadi lokomotif Sinar Mas
JAKARTA. Sinar Mas mendapatkan gugatan dari Raiffeisen Bank International AG (RBI). Bahkan, RBI meminta likuidasi anak usaha Sinar Mas, Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE). Pasalnya, ACE tak kunjung membayarkan utang induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Asia Resources Minerals Plc (ARMS) senilai US$ 120 juta. Analis First Asia Capital David Sutyanto melihat bahwa Sinar Mas sudah mengeluarkan kocek cukup besar untuk mengambil BRAU. Lalu ditambah dengan gugatan pembayaran utang ini, kelancaran proses akuisisi ARMS dapat terganggu. "Waktu diambil Sinar Mas saja sudah mahal. Kalau ada masalah begini makin "premium"," ujar David, kepada KONTAN. Terlebih dengan kondisi komoditas batubara yang tengah lesu. David memperkirakan, harga batubara belum akan membaik. Namun ia yakin kalau harganya tak akan merosot lebih dalam. Meski begitu, David melihat bahwa kantung Sinar Mas masih tebal. Kemudian, Sinar Mas selalu berusaha mentransformasikan lini bisnisnya. David menilai, energi dapat menjadi lini bisnis utama baru Sinar Mas. Apalagi dengan BRAU yang akan disinergikan dengan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). "Kalau sukses, energi bisa menjadi lokomotif baru Sinar Mas," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News