Sektor finansial, salah satu sektor gurih dan terukur perusahaan start up



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahan BUMN dan korporasi swasta besar getol mencari dan berinvestasi di perusahaan rintisan (start up) guna mendukung penggerak ekosistem digital mereka. Salah satunya  Bank Central Asia (BCA) yang baru saja  meluncurkan SYNRGY.

Dengan SYNRGY diharapkan startup memperoleh pembekalan secara maksimal untuk mendukung produk-produk inovatif. Selain BCA, Telkom Group menjadi bapak angkat di beberapa perusahaan rintisan di Indonesia. BUMN telekomunikasi ini menyiapkan investasi antara US$300 juta-US$500 juta.

Sebenarnya bukan barang baru perusahaan telekomunikasi berinvestasi di perusahaan rintisan. Operator telekomunikasi asal Inggris Vodafone, melalui Vodafone Ventures juga melakukan investasi di perusahaan rintisan. Dana investasi di perusahaan rintisan ini sudah mencapai US$ 2 miliar.


Head of Research & Institutional Business Trimegah Securities, Sebastian Tobing mengatakan, perusahaan besar berinvestasi di perusahaan rintisan  karena ingin menggembangkan usaha mereka.Tapi korporasi itu tak sembarangan mengincar sektor start up.

Ia melihat, perusahaan rintisan sektor traveling masih akan mengalami tekanan di masa pandemik. Sementara ride hailing seperti Grab atau Gojek, masih dapat bertahan karena menjalankan bisnis makanan. Sebastian menyodorkan contoh, saat pembatasan sosial berskala (PSBB) seseorang bisa memesan GrabFood maupun GoFood sehari bisa tiga kali. “Sebelum PSBB orang mungkin hanya beli sehari sekali,” kata Sebastian, dalam keterangan tertulis kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9). 

Tapi menurut Sebastian bisnis terlezat  Grab dan Gojek di sektor finansial. Seperti memberikan kredit mikro atau menawarkan produk asuransi. “Saat ini Gojek dan Grab juga sudah mengarah ke industri finansial. Contohnya mereka sudah memberikan pinjaman ke restoran yang menjadi mitra mereka. Dengan data yang dimiliki Grab dan Gojek, mereka tahu restoran yang memiliki penjualan yang baik,” terang Sebastian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian