Sektor FMCG Jadi Pendorong Utama Kinerja Vastland Indonesia pada Semester I 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengembang pergudangan, PT Vastland Indonesia Tbk (VAST) menyatakan bahwa pendorong kinerja utama di semester I 2023 adalah peningkatan konsumsi produk Fast Moving Consumer Good (FMCG).

Direktur Keuangan VAST, Stanley V. Gunawan menjelaskan, aktivitas konsumsi produk FMCG merupakan salah satu target market dari gudang VAST. 

"Kegiatan ini kian menyebar ke berbagai wilayah Indonesia setelah pandemi COVID-19, peningkatan aktivitas konsumsi tersebut meningkatkan permintaan akan pergudangan milik perseroan," jelas Stanley kepada Kontan, Selasa (22/8). 


Ia mencatat, Badan Pusat Statistik (BPS) pernah menyebutkan bahwa sektor transportasi dan pergudangan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi di triwulan pertama 2023 pada Januari hingga Maret dengan pertumbuhan 15,93% .

Baca Juga: Sektor FMCG Cerah, Vastland Indonesia (VAST) Bidik Peningkatan Permintaan Gedung

VAST menargetkan perseroan bisa menumbuhkan pendapatan sebesar sekitar 2% dan laba bersih sebesar sekitar 2% di akhir 2023. Tak hanya itu, seiring dengan meningkatnya permintaan pergudangan, pihaknya jalankan strategi peningkatan efisiensi.

Lebih lanjut, bentuk efisiensi yang dilakukan VAST antara lain adalah mengimplementasikan teknologi seperti WMS (Warehouse Management System). WMS merupakan perangkat lunak yang mempermudah manajemen stok, pengaturan penyimpanan serta optimalisasi ruang gudang. 

"Penerapan teknologi ini diharapkan akan semakin meningkatkan nilai tambah yang ditawarkan Perusahaan kepada pelanggan," imbuhnya.

perseroan menambahkan pihaknya juga sudah menambah jumlah properti investasi yang dapat meningkatkan kapasitas gudang perseroan yang juga terletak di lokasi strategis di pulau Sumatera. Tepatnya di kota Lampung, Riau, dan Jambi tahun ini. 

"Meningkatnya jumlah aset tanah dan bangunan yang dimiliki Perusahaan di daerah Lampung, Riau, dan Jambi pada 2023 akan meningkatkan kapasitas gudang yang mereka tawarkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan terletak pada lokasi-lokasi strategis di pulau Sumatera, baik dalam bentuk gudang umum ataupun gudang Built-to-Suit," urainya.

Sebagai informasi, kinerja VAST selama semester I 2023 ini mencatat kenaikan pendapatan dan penurunan laba neto masing-masing 10,73% dan 43,66%. 

VAST mencatatkan pendapatan dengan perolehan Rp 12,38 miliar, turun 10,73% dari Rp 11,18 miliar di tahun sebelumnya (tidak diaudit). Perolehan pendapatan ini dikontribusi dari beberapa lini, di antaranya adalah sewa gudang di angka Rp10,78 miliar, diikuti jasa pemeliharaan jalan dan keamanan lingkungan Rp886,88 juta, jasa utilitas senilai Rp185,54 miliar serta lain-lain mencapai Rp532,50 juta. 

 
VAST Chart by TradingView

Lebih lanjut, laba periode berjalan tercatat Rp5,60 miliar atau turun 43,66% dibandingkan periode sama tahun 2022 yang terkumpul Rp9,94 miliar. Beban pokok pendapatan VAST melonjak hingga Rp1,68 miliar dari sebelumnya hanya Rp578,67 miliar.

Lalu perseroan juga menanggung beban administrasi dan umum senilai Rp4,33 miliar dan beban keuangan Rp761,66 juta. Ini mengakibatkan laba sebelum pajak sudah terkoreksi menyentuh Rp5,61 miliar dari Rp9,95 miliar.

Mengenai capex, VAST menyebutkan tahun ini menganggarkan capex sebesar Rp 35,71 miliar. Pada semester I 2023 Perseroan sudah mencatatkan penambahan properti investasi berupa tanah dan bangunan senilai Rp 33,45 miliar, selain itu VAST juga mencatatkan bangunan dalam penyelesaian senilai Rp 649,78 juta dan diperkirakan akan rampung di tahun 2024.

"Peningkatan properti investasi tersebut dapat meningkatkan kapasitas gudang yang dapat ditawarkan perseroan. Properti-properti investasi tersebut berlokasi di Klaten, Bandar Lampung, Palembang, Bengkulu, Jambi, dan Pekanbaru," tutur Stanley. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .