KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah nampaknya harus ekstra kerja keras dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasalnya dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5%. Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menyampaikan, salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di 5% disebabkan sektor industri yang tumbuh rendah dan bergerak sangat lambat. Padahal menurutnya, Kementerian Perindustrian memegang peranan sentral pada masa pemerintahan mendatang, juga akan menentukan apakah pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6% atau lebih.
“Kegagalan mendorong ekonomi tumbuh di atas 6% an karena faktor ini dimana sektor industri tumbuh rendah dan bergerak sangat lambat. Ini terjadi karena absen dan kekosongan kebijakan industri dan kementerian perindustrian yang dorman,” tutur Didik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/6).
Baca Juga: Apindo: Pelemahan Kurs Rupiah Mengancam Industri Manufaktur Keterbatasan peran perindustrian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tercermin dari pertumbuhannya yang dibawah 5%. Ia mencatat, sektor industri hanya mampu tumbuh dikisaran 3% hingga 4% saja dalam beberapa dekade terakhir. Didik menyebut, jika kebijakan industri masih surut maka janji kepemimpinan presiden selanjutnya, yakni Prabowo Subianto untuk memajukan ekonomi yang tumbuh tinggi tidak bisa tercapai. “Yang terjadi mungkin bahkan sebaliknya dimana pertumbuhan ekonomi akan selalu di bawah 5% karena terseret pertumbuhan industri yang sangat rendah,” ungkapnya. Sebagai perbandingan, di Vietnam dan India, berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, salah satunya didorong oleh industri sebagai lokomotif pertumbuhan ekonominya. Sektor industri di India tumbuh dua digit sehingga menarik ekonomi bertumbuh sampai 7%. Sebaliknya dua dekade terakhir ini, sektor industri Indonesia hanya tumbuh di bawah 5%, sehingga mustahil bisa menarik pertumbuhan ekonomi sampai di atas 6%.
Baca Juga: Saham Perbankan Konsisten Loyo, Ini Kata OJK Didik berharap, pemerintahan selanjutnya bisa mendorong sektor industri untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Menteri Perindustrian di pemerintahan yang akan datang diharapkan bisa mendorong kebijakan perindustrian agar lebih maju dan berdaya saing.
Sebab, menurutnya faktor kritis dalam pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahan Prabowo nantinya akan terletak di kementerian tersebut. Ia juga berharap, ke depan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya akan mengandalkan dorongan dari konsumsi dan sektor jasa saja yang bercampur dengan sektor informal saja. “Dengan sektor jasa yang tidak modern dan hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga, maka ekonomi kehilangan lokomotifnya, yang pada gilirannya ekonomi bertumbuh rendah atau moderat saja,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi