Sektor jasa keuangan Astra tertopang bisnis asuransi pada kuartal I-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal I-2021, sektor jasa keuangan dari grup PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penurunan laba bersih 30% yoy menjadi Rp 985 miliar. Hal tersebut dikarenakan adanya penurunan cukup dalam dari industri pembiayaan yang memberikan kontribusi terbesar di sektor ini.

Dalam laporan keuangannya, salah satu anak perusahaan Astra, PT Federal International Finance (FIF) mengalami penurunan laba hingga 39% yoy menjadi Rp 410 miliar. Penurunan juga dialami oleh PT Astra Sedaya Finance Tbk (ACC) sebesar 38,5% yoy menjadi Rp 195 miliar.

Meskipun demikian, industri pembiayaan Astra Grup lainnya, PT Toyota Astra Financial Service Tbk (TAF) mengalami kenaikan laba meski tidak terlalu signifikan. Emiten berkode TAFS ini mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 0,4% menjadi Rp 76 miliar.


Penurunan pada industri pembiayaan tersebut terjadi lantaran peningkatan provisi untuk menutupi kredit bermasalah yang meningkat pada periode tersebut. Tak hanya itu, penurunan portofolio pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen juga cukup memberi dampak pada sektor jasa keuangan di kuartal I-2021.

Baca Juga: Astra Financial gandeng Alibaba Cloud dalam pengoperasian aplikasi MOXA

“Sektor jasa keuangan mengalami penurunan ya karena kontributor terbesar bisnis jasa keuangan adalah segmen pembiayaan otomotif yang terdiri dari ACC, TAF, dan FIF, diikuti oleh bisnis asuransi umum,” ujar Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti kepada Kontan.co.id, Kamis (22/4).

Meskipun bisnispembiayaan Astra mengalami penurunan, kinerja positif justru dicatatkan oleh bisnis asuransi umum yang dimiliki, salah satunya PT Asuransi Astra Buana. Asuransi Astra di kuartal I-2021 mengalami kenaikan laba bersih sebesar 19% yoy menjadi Rp 312 miliar.

“Peningkatan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya hasil investasi,” ungkap Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto.

Kenaikan laba Asuransi Astra juga diikuti dengan pertumbuhan pendapatan premi dari bisnis asuransi jiwa grup Astra, PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) yang naik hingga 82% menjadi Rp 1,6 triliun. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2021, total pendapatan premi keduanya mencapai Rp 4,5 triliun.

Hingga akhir tahun ini, Tira berharap perkembangan industri otomotif di tahun ini bisa ke arah yang lebih baik. Hal ini mengingat kontributor terbesar dari sektor jasa keuangan ini adalah perusahaan pembiayaan otomotif. 

“Pada umumnya, bisnis jasa keuangan Astra akan mengikuti perkembangan industri otomotif. Kami berharap stimulus pajak barang mewah dapat mendorong permintaan otomotif, sehingga dapat berdampak positif pada bisnis jasa keuangan,” tambah Tira.

Baca Juga: Soal larangan mudik lebaran 2021, ini rencana bos Asuransi Astra Buana

Hampir sama, Presiden Direktur Asuransi Astra Rudy Chen juga mengungkapkan, kondisi pandemi yang masih belum berakhir mungkin masih akan berdampak pada pemulihan industri kendaraan bermotor dan bidang usaha lainnya khususnya yang terkait mobilitas. Oleh karena itu, Asuransi Astra  juga masih akan menghadapi tantangan tersebut.

“Situasi new normal ini menuntut pelaku bisnis untuk melakukan inisiatif dalam mengantisipasi perubahan perilaku konsumen, dan ini menjadi suatu kesempatan bagi kami dengan tetap memperhatikan penerapan praktik manajemen yang prudent pada setiap aktivitas,” ungkap Rudy seperti dikutip dari rilis laporan keuangan.

Selanjutnya: Perusahaan asuransi semakin gencar masuk ekosistem digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi