KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham sektor kesehatan punya prospek yang positif meski Indonesia sudah terlepas dari pandemi Covid-19. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kinerja sektor kesehatan akan ditopang oleh beberapa faktor.
Pertama, stabilitas perekonomian domestik yang terjamin sehingga dapat menopang permintaan di sektor kesehatan.
Kedua, gangguan polusi udara di Jabodetabek mendorong masyarakat memanfaatkan jasa kesehatan untuk mencegah maupun mengobati penyakit yang timbul dari kondisi udara yang tidak sehat ini.
Ketiga, penggunaan BPJS Kesehatan juga akan memberikan keuntungan bagi emiten sektor kesehatan karena membuat masyarakat lebih mampu mengakses fasilitas serta layanan kesehatan.
Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (21/8) Keempat, pengesahan Omnibus Law UU Kesehatan dapat mendorong masyarakat untuk tidak berobat ke luar negeri. "UU Kesehatan menjadi keuntungan bagi emiten-emiten rumah sakit karena dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia untuk terus memperbaiki pelayanan kepada masyarakat," kata Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (20/8). Sebagaimana diketahui, UU Kesehatan tersebut salah satunya dirancang untuk mengatasi masalah utama di sektor kesehatan, yakni kekurangan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Saat, ini masih terdapat sejumlah warga negara Indonesia yang memilih berobat ke Malaysia dan Singapura ketimbang dalam negeri. UU Kesehatan juga menyederhanakan aturan perizinan menjadi dokter, mempermudah diaspora tenaga kesehatan dan tenaga medis, hingga perizinan tenaga kesehatan asing untuk bekerja di fasilitas kesehatan Indonesia. Dalam riset tanggal 18 Juli 2023, Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan dan Nicko Yosafat menilai, UU Kesehatan yang baru sangat menguntungkan sektor kesehatan dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Ini menghilangkan banyak hambatan terkait kekurangan tenaga dokter serta memperluas distribusi dokter spesialis. UU Kesehatan tersebut juga menguntungkan produsen obat dalam negeri dan produsen perlengkapan medis. Hal ini memungkinkan adanya perawatan kedokteran yang lebih maju melalui pintu masuk diaspora dan dokter asing serta transfer pengetahuan yang lebih baik.
Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham ASII, Simak Ulasannya Pada akhirnya, dengan diimplementasikannya UU tersebut, emiten rumah sakit dan produsen obat dapat menghasilkan trafik dan margin yang lebih baik.
"Dalam jangka panjang, emiten dapat mengekspansi rumah sakit ke luar kota besar karena mengikuti ketersediaan dokter yang makin tersebar," ucap analis tersebut. Ciptadana Sekuritas merekomendasikan
buy SILO dengan target harga Rp 2.065 per saham,
KLBF Rp 2.340, dan OMED Rp 295 per saham, serta
hold BMHS dengan target harga Rp 418 per saham. Sementara Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan
buy SIDO dengan target harga Rp 1.020 per saham,
MIKA Rp 3.600, dan
HEAL Rp 1.700 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi