Sektor keuangan menutup emisi obligasi 2013



JAKARTA. Obligasi korporasi anyar masih terus bertambah mendekati tutup tahun ini. Kali ini, dua obligasi korporasi sektor keuangan senilai Rp 2,8 triliun ikut meramaikan Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Verena Multi Finance mencatatkan obligasi senilai Rp 300 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan senilai total Rp 1 triliun.

Instrumen ini ditawarkan dalam dua seri. Seri A diterbitkan senilai Rp 113 miliar dengan tingkat bunga tetap 11,84% dan tenor dua tahun. Sedangkan seri B diterbitkan senilai Rp 40 miliar dengan kupon 12,15% per tahun dan tenor empat tahun.


Lainnya, PT Bank Permata Tbk menerbitkan surat utang senilai Rp 2,22 triliun. Sebesar Rp 1,36 triliun diterbitkan untuk obligasi dan sisanya Rp 860 triliun merupakan obligasi subordinasi. Surat utang ini juga merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan senilai total Rp 7 triliun.

Ada dua seri yang ditawarkan obligasi Bank Permata. Yakni, seri A dengan jumlah pokok Rp 696 miliar dengan kupon 10%. Instrumen ini bertenor satu tahun dan akan jatuh tempo 3 Januari 2015. Kemudian seri B senilai Rp 672 miliar dengan kupon 10,5% dan tenor 3 tahun.

Kemudian untuk obligasi subordinasi diterbitkan dengan tenor tujuh tahun senilai Rp 860 miliar. Instrumen yang akan jatuh tempo 24 Desember 2020 ini ditetapkan dengan kupon 12%. Obligasi subordinasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1 triliun.

Sebelumnya perusahaan telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi obligasi. Diantaranya, PT Standard Chartered Securities Indonesia, PT RHB OSK Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas.

Dengan pencatatan dua obligasi ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2013 senilai Rp 58,56 triliun. Nilai tersebut turun 33,71% dibandingkan emisi surat utang korporasi tahun lalu yang mencapai Rp 87,15 triliun. Secara jumlah penawaran umum obligasi juga turun 62 emiten dari 47 emiten.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, penurunan tersebut dipicu oleh kondisi perekonomian global dan domestik yang kurang menggembirakan. Dari awal Januari 2013 hingga Mei 2013 pasar modal memang masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Namun, terdapat pembalikan sentimen pasar pada pertengahan tahun akibat meningkatnya kekhawatiran pasar atas kebijakan stimulus dari bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. "Selain itu, kebijakan debt ceiling di AS, belum konklusifnya penyelesaian krisis di zona eropa dan peningkatan tensi politik yang terjadi di beberapa negara seperti Suriah, Mesir dan Iran juga semakin menekan pasar keuangan kita tahun ini," papar Muliaman.

Suku bunga acuan BI rate yang terus menanjak sepanjang semester kedua tahun ini pun turut menekan rencana penerbitan obligasi. Beberapa emiten menunda penerbitan obligasi karena menunggu suku bunga lebih stabil.

Sementara itu, BEI tidak muluk-muluk memasang target emisi obligasi korporasi tahun depan. BEI menargetkan penerbitan obligasi korporasi tahun depan hanya Rp 57 triliun, hampir sama dengan realisasi penerbitan tahun ini. Namun, angka ini lebih tinggi ketimbang target penerbitan sepanjang 2013 yang hanya dipatok Rp 40 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati