Sektor kimia, tekstil dan aneka bakal tumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksi industri kimia tekstil dan aneka (IKTA) masih tetap tumbuh. Investasi baru dan ekspor yang diharapkan membantu pertumbuhan industri. Pada awal tahun Kemenperin membidik pertumbuhan IKTA pada tahun 2018 di kisaran 3%-4%. Pada tahun 2017, sektor ini mampu mencatatkan kinerjanya sebesar 2,91% atau di atas pertumbuhan tahun 2016 yang mencapai 1,76%. Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan sampai pada akhir tahun 2018 pertumbuhan IKTA akan sebesar 3,4%. Sedangkan di tahun 2019, sektor IKTA diprediksi akan tumbuh 3,6% sampai 4%. "Faktornya ada investasi besar yang masuk seperti Lotte Chemical. Tekstil juga ada," kata Sigit, Rabu (19/12). Awal desember ini, PT Lotte Chemical Indonesia telah memulai merealisasikan investasinya membangun komplek petrokimia senilai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun. Pabrik dengan luas area 100 hektare ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, 400.000 ton polypropylene dan produk turunan lainnya yang juga bernilai tambah tinggi. Produksi PT Lotte Chemical Indonesia tersebut untuk memenuhi permintaan domestik maupun global. Dalam proyek pembangunan infrastukturnya, diproyeksi menyerap tenaga kerja langsung hingga 1.500 orang dan dengan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4.000 orang pada periode 2019-2023. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga menjelaskan di sektor IKTA juga akan ditingkatkan ekspornya seperti. Mulai dari industri pakaian, tekstil, dan alas kaki.

Untuk meningkatkan ekspor tersebut, pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) lokal. "Di sektor kimia juga seperti industri semen juga kita genjot untuk ekspor. karena kapasitas saat ini sebesar 100 juta ton per tahun, sementara kebutuhan domestik 70 juta ton per tahun. Namun demikian, memang perlu diperhatikan kombinasi pasar domestik dan ekspor supaya volumenya meningkat,” papar Airlangga, Rabu (19/12). Dari data BKPM yang diolah Kemenperin, prognosa investasi sektor industri tahun 2018 mencapai Rp 226,18 triliun. Sektor kimia dan tekstil pakaian jadi salah satu penyumbang besar investasi. Sektor kimia menyumbang 48,96 triliun. Serta tekstil dan pakaian jadi menyumbang Rp 8,75 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini