Sektor konsumsi hilang pamor, ini rekomendasi saham yang masih menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham sektor konsumsi menurun karena hilang pamor di antara investor. Kinerja keuangan sektor yang memenuhi barang kebutuhan masyarakat sehari-hari ini juga kompak menurun akibat pelemahan daya beli di tengah pandemi Covid-19.

Hingga Jumat (6/8), harga saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menurun 40,87% secara year to date (ytd) ke Rp 4.420. Kompak, harga saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga menurun 22,57% ytd ke Rp 2.230. Sementara, harga saham PT Kino Indonesia  Tbk (KINO) menurun 6,16% ytd ke Rp 2.590. Sedangkan, harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menurun 13,58% ytd ke Rp 8.275.

Dari emiten yang sudah melaporkan kinerja keuangan kuartal kedua 2021, yaitu, UNVR, MYOR, dan KINO juga kompak mencatat penurunan laba bersih. Penurunan pendapatan juga kompak terjadi. Namun, tidak untuk MYOR yang mencatatkan kenaikan pendapatan 18% yoy. Sementara, laba bersih ICBP menurun 12% di kuartal pertama 2021.


Analis Samuel Sekuritas Nashrullah Putra mengatakan penurunan kinerja di sektor konsumsi terjadi karena daya beli melemah. Sentimen negatif tersebut makin tidak terhindarkan karena pandemi Covid-19 terus berkepanjangan.

Baca Juga: IHSG naik 2,20%, asing mengakumulasi net buy Rp 1,21 triliun dalam sepekan

Sementara, Nashrullah juga mengamati minat investor pada sektor konsumsi menurun. "Secara market sendiri memang saat ini saham-saham konsumer sedang tidak diminati, karena pelaku pasar beralih ke sektor teknologi," kata Nashrullah.

Kompak, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson mengatakan momentum bagi emiten sektor konsumsi memang sedang kurang baik. "Saat ini likuiditas pasar sedang beralih ke saham teknologi, seperti Bukalapak yang baru saja IPO, jadi meski secara valuasi dan fundamental emiten sektor konsumsi baik, tetap sektor ini sedang teralihkan," kata Michael.

Laporan kinerja keuangan kuartal kedua 2021 menurun juga menyebabkan daya tarik sektor ini jadi meredup. Persaingan di sektor konsumsi yang semakin ketat dengan hadirnya belanja daring (online) juga menambah tekanan pada sektor ini. "Belanja online menampilkan lebih banyak produk yang menjadi saingan," kata Michael.

Baca Juga: BEI sesuaikan syarat masuk indeks, begini kata analis

Hingga akhir tahun ini, Nashrullah memproyeksikan kinerja sektor konsumsi masih akan melemah. Sentimen negatif datang dari harga bahan baku naik. Nashrullah menilai emiten konsumsi berpotensi kesulitan dalam menyesuaikan harga jual.

Di antara emiten sektor konsumsi, Nahsrullah merekomendasikan sell untuk UNVR dengan target harga Rp 4.400.

Sementara, emiten konsumsi yang masih menarik menurut Nashrullah adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Alasannya, emiten ini bergerak dalam produk konsumen yang berbasis kesehatan. Tercatat, hingga kuartal II-2021 SIDO menghasilkan laba bersih Rp 233 miliar atau naik 28% yoy. Nashrullah merekomendasikan beli SIDO dengan target harga Rp 970.

Sementara, Michael cenderung memasang hold untuk emiten sektor konsumsi. Namun, Michael masih merekomendasikan buy terhadap MYOR. Alasannya, penjualan ekspor MYOR memiliki prospek yang positif. Michael memasang target harga Rp 3.000 untuk MYOR. Hingga kuartal kedua 2021, pendapatan MYOR naik 18% yoy ke Rp 13,15 triliun. Sementara penjualan ekspor juga naik 28% ke Rp 5,42 triliun.

Baca Juga: Ekonom CORE: Sektor manufaktur masih jadi pendorong ekonomi pada kuartal III dan IV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati