Sektor konsumsi paling defensif di 2013



JAKARTA. Akhir Maret lalu menjadi batas bagi para emiten di bursa saham untuk menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2013.

Meski tahun lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) mendapat tekanan, namun kinerja fundamental sebagian emiten menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. 

Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan, sektor industri konsumsi membubuhkan pertumbuhan kinerja sektoral tertinggi, yakni 13,81% atau tumbuh 216,21 poin dibandingkan sektor lainnya di akhir tahun 2013.


Adapun, sektor perdagangan juga mencatat pertumbuhan sebesar 4,84%, meski sempat terkoreksi 1,73% sejak November-Desember 2013 lalu. 

Arman Boy Manullang, Pengamat Pasar Modal, mengatakan sektor consumer goods at au industri konsumsi menjadi sektor yang paling tahan banting diantara sektor lainnya, sehingga dapat mempertahankan pertumbuhannya di kala banyak sektor yang terkoreksi.

"IHSG tertekan sepanjang 2013, sehingga sektor consumer goods yang bersifat defensif biasanya diburu orang ketika pasar jeblok," tuturnya.

Untuk tahun ini, sektor consumer goods tampaknya masih akan tumbuh menarik, mengingat pertumbuhan kelas menengah dan populasi di Indonesia yang besar, sehingga pertumbuhan konsumsi juga diproyeksikan akan stabil. Apalagi, umumnya di tahun pemilu, belanja konsumsi akan semakin besar. 

Namun, lanjutnya, sektor consumer goods belum mampu menandingi pertumbuhan sektor infrastruktur.

"Kinerjanya masih berada di bawah infrastruktur," sebutnya.

Sebab, tahun ini banyak proyek infrastruktur yang tengah dibangun di Indonesia.

Selain industri konsumsi, ada sejumlah sektor yang pertumbuhannya cukup baik di 2013.

William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, sektor perbankan dan konstruksi masih mencatat kinerja yang baik.

"Memang sejak September hingga November, perbankan tertekan karena kenaikan suku bunga, akan tetapi di Desember kembali naik," ucapnya. Apalagi, perbankan mulai mengalihkan segmen pasar dari makro ke mikro, untuk mengantisipasi depresiasi Rupiah dan kenaikan suku bunga. 

Sedangkan, sektor konstruksi didorong dengan banyaknya proyek infrastruktur yang dkantongi, dan akan terus berjalan hingga tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan