Sektor Manufaktur Jepang Masih Tertekan di Desember 2025, Kontraksi Mulai Melambat



KONTAN.CO.ID - Aktivitas sektor manufaktur Jepang masih berada di zona kontraksi pada Desember 2025, meski dengan laju yang lebih lambat.

Sementara itu, sektor jasa mulai kehilangan momentum, menurut hasil survei sektor swasta. Kondisi ini menambah tekanan terhadap perekonomian Jepang di penghujung tahun.

Menghadapi 2026, tingkat kepercayaan pelaku usaha masih tergolong kuat, meski menurun dibandingkan bulan sebelumnya, terutama di sektor manufaktur.


Baca Juga: Buffett Angkat Peran Jack Bogle, Tokoh di Balik Revolusi Investasi Indeks Global

Ketidakpastian prospek bisnis dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, populasi yang menua, serta kenaikan biaya produksi.

Melansir Reuters Selasa (16/12/2025), Indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Jepang versi S&P Global flash tercatat naik ke level 49,7 pada Desember, dari 48,7 pada November.

Meski meningkat, angka tersebut masih berada di bawah ambang batas 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi, sekaligus menandai kontraksi selama enam bulan berturut-turut.

“Pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada sektor jasa, sementara produksi dan penjualan manufaktur terus melemah,” ujar Annabel Fiddes, Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence.

Baca Juga: AS Tangguhkan Kesepakatan Teknologi dengan Inggris

Produksi pabrik tercatat sedikit melemah pada Desember dibandingkan November. Namun, penurunan permintaan barang terjadi pada laju paling lambat dalam satu setengah tahun terakhir. Fiddes menilai perbaikan ini menjadi sinyal bahwa sektor manufaktur berpotensi mulai mengalami stabilisasi.

Sementara itu, survei triwulanan Bank of Japan (BoJ) yang dirilis Senin (16/12) menunjukkan sentimen bisnis perusahaan manufaktur besar Jepang mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada periode tiga bulan hingga Desember.

Meski demikian, pelaku usaha memperkirakan kondisi akan memburuk dalam tiga bulan ke depan, seiring kekhawatiran terhadap dampak kenaikan tarif AS dan melemahnya konsumsi domestik.

Di sisi lain, PMI sektor jasa Jepang turun tipis ke level 52,5 pada Desember, dari 53,2 pada November. Jika digabungkan, PMI komposit Jepang melemah ke 51,5 dari sebelumnya 52,0.

Baca Juga: Uni Eropa Melunak soal Larangan Mesin Bakar, Industri Otomotif Tekan Kebijakan Hijau

Pada level komposit, survei juga menunjukkan pertumbuhan ketenagakerjaan berada di laju tercepat sejak Mei 2024.

Selain itu, volume pekerjaan yang belum terselesaikan meningkat paling cepat dalam dua setengah tahun terakhir.

Namun demikian, tekanan inflasi kembali meningkat. Laju inflasi tercatat sebagai yang tercepat dalam delapan bulan terakhir, dengan perusahaan di sektor barang maupun jasa sama-sama menaikkan harga jual.

Selanjutnya: Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Menarik Dibaca: Spesial HUT BRI ke-130: Promo Niku Udon Marugame Cuma Rp 13.000 Khusus 16 Desember