Sektor manufaktur penyumbang risiko kredit Bank BNI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat manufaktur merupakan sektor penyumbang terbesar risiko kredit (loan a risk) bank pada tahun lalu.

Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan BNI bilang selain manufaktur, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan korporasi juga menjadi penyumbang cukup besar bagi risiko kredit bank tahun lalu.

"Pada tahun ini kami perkiraan credit at risk bisa turun sebesar 1,5%," kata Rico menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Rabu (17/1).


BNI mencatat pada 2017 lalu, loan at risk mencapai 10,1%. Kredit berisiko ini dihitung dengan menjumlah kolektibilias kredit 2 sampai 5 kemudian ditambah kredit yang direstrukturisasi.

Loan at risk BNI 2017 tercatat lebih rendah dari 2016 sebesar 11,5%. Penurunan risiko kredit tahun lalu menurut Rico sejalan dengan perbaikan kualitas kredit.

Sebagai catatan, non-performing loan (NPL) BNI pada akhir 2017 lalu 2,3% atau turun dari periode sama 2016 di 3%.

Ternyata, penurunan ini selain disebabkan karena kualitas kredit yang membaik, BNI juga melakukan hapus buku terhadap beberapa segmen kredit terutama korporasi.

Rico bilang hapus buku yang telah dilakukan sepanjang 2017 mencapai Rp 8 triliun.

"Penurunan NPL sejalan dengan manajemen risiko seperti hapus buku debitur yang dilakukan bank," kata Rico.

Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI bilang hapus buku pada 2017 lalu beberapa dikontribusikan oleh sektor korporasi. "Trikomsel merupakan salah satu debitur yang dilakukan write off," kata Baiquni, Rabu (17/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia