KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca perdagangan Desember 2018 sebesar US$ 1,10 miliar. Defisit pada bulan ini terjadi karena defisit baik pada migas dan non-migas. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, perkembangan harga migas dan non-migas mempengaruhi total ekspor dan impor. Utamanya harga minyak mentah Indonesia yang mengalami penurunan dari November lalu. "Harga minyak mentah Indonesia atau ICP US$ 62,98 per barel dan Desember 2018 menjadi US$ 54,81," ungkap Suhariyanto saat rilis data di kantornya, Selasa (15/1).
Sektor migas dan non-migas sumbang defisit perdagangan US$ 1,10 miliar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca perdagangan Desember 2018 sebesar US$ 1,10 miliar. Defisit pada bulan ini terjadi karena defisit baik pada migas dan non-migas. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, perkembangan harga migas dan non-migas mempengaruhi total ekspor dan impor. Utamanya harga minyak mentah Indonesia yang mengalami penurunan dari November lalu. "Harga minyak mentah Indonesia atau ICP US$ 62,98 per barel dan Desember 2018 menjadi US$ 54,81," ungkap Suhariyanto saat rilis data di kantornya, Selasa (15/1).