Sektor pergudangan diprediksi berkontribusi Rp 147,5 triliun pada PDB tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pergudangan diprediksi akan meningkat di atas pertumbuhan tahun lalu. Adapun tahun lalu tercatat kontribusi sektor pergudangan 0,88% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Berdasarkan keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Selasa (14/5) menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi sektor pergudangan pada tahun 2018 sebesar Rp 131,1 triliun atau 0,88% dari PDB sebesar Rp 14.837,36 triliun. 

Sektor pergudangan meliputi jasa penunjang pos dan kurir. Sektor ini mencakup aktivitas-aktivitas penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang atau bahan dari suatu tempat ke tempat berikutnya.


Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan sektor pergudangan tahun 2018 mengalami penurunan dari periode sebelumnya. Pada tahun 2018 pertumbuhan sektor ini sebesar 9,52%, sedangkan pada tahun 2017 pertumbuhan mencapai 14,35%.

SCI menganalisis faktor penyebab turunnya kontribusi sektor pergudangan terhadap PDB di tahun 2018 karena perlambatan pertumbuhan sektor non migas. Namun, ia memprediksi tingkat pertumbuhan sektor pergudangan terhadap PDB akan meningkat menjadi Rp 147,5 triliun atau tumbuh 12,49% dan kontribusi terhadap PDB sebesar 0,92% pada tahun 2019.

Pertumbuhan sektor pergudangan mengikuti pertumbuhan industri dan prediksi SCI itu sesuai dengan data pertumbuhan industri dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan I ini. Ia mencontohkan untuk industri manufaktur besar dan sedang (IBS), BPS mencatat pertumbuhan produksi naik 4,45% dibandingkan triwulan I tahun 2018.

Pertumbuhan IBS didominasi oleh Industri Pakaian Jadi yang tumbuh tertinggi sebesar 29,19%, diikuti Industri Pengolahan Tembakau 17,19%, Industri Furnitur 12,92%, Industri Tekstil 8,77%, Industri Kertas dan Barang dari Kertas 8,20%, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 7,77%, dan Industri Makanan 1,36%.

Sementara itu, Subhan Novianda, Direktur Utama PT Multi Inti Digital Logistik menyebut beberapa faktor pendorong peningkatan kebutuhan gudang, yaitu peningkatan bisnis e-commerce, kemudahan dalam aktivitas impor dan desentralisasi distribusi barang.

Subhan menjelaskan perlunya peningkatan efisiensi dan efektivitas pergudangan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan penerapan warehouse management system (WMS), misalnya, proses operasional di gudang akan dapat memenuhi tuntutan kecepatan, keakuratan, dan efisiensi proses logistik dalam mata rantai pasok. 

Bentuk digitalisasi dalam sistem pergudangan itu penting untuk menyongsong Industri Versi 4.0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi