KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor perkebunan pada tahun lalu menjadi sektor pemberat IHSG. Kinerjanya paling buncit di Bursa Efek Indonesia. Sejak awal 2018 hingga saat ini, saham perkebunan mencatatkan pertumbuhan tipis 0,93%, sementara indeks bertumbuh 3,5%. Yosua Zisokhi, Senior Analyst Henan Putihrai Sekuritas menyatakan, sektor ini masih menghadapi tantangan dengan rendahnya penyerapan CPO di kawasan Eropa dan Amerika. Selain itu, adanya subtitusi minyak kedelai juga membuat sektor ini melemah. Kedua faktor tersebut disertai naiknya suplai menyebabkan adanya tekanan pada harga jual CPO. Disamping itu, menguatnya dollar AS juga memicu harga CPO yang diperdagangkan dalam mata uang Ringgit Malaysia terlihat melemah. “Kalau dibilang oversupply saya kurang setuju, saya lebih setuju harga kembali normal,” kata Yosua, Selasa (13/2).
Sektor perkebunan masih hadapi sejumlah tantangan di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor perkebunan pada tahun lalu menjadi sektor pemberat IHSG. Kinerjanya paling buncit di Bursa Efek Indonesia. Sejak awal 2018 hingga saat ini, saham perkebunan mencatatkan pertumbuhan tipis 0,93%, sementara indeks bertumbuh 3,5%. Yosua Zisokhi, Senior Analyst Henan Putihrai Sekuritas menyatakan, sektor ini masih menghadapi tantangan dengan rendahnya penyerapan CPO di kawasan Eropa dan Amerika. Selain itu, adanya subtitusi minyak kedelai juga membuat sektor ini melemah. Kedua faktor tersebut disertai naiknya suplai menyebabkan adanya tekanan pada harga jual CPO. Disamping itu, menguatnya dollar AS juga memicu harga CPO yang diperdagangkan dalam mata uang Ringgit Malaysia terlihat melemah. “Kalau dibilang oversupply saya kurang setuju, saya lebih setuju harga kembali normal,” kata Yosua, Selasa (13/2).