Sektor pertambangan semakin berbobot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor primadona sepanjang tahun lalu. Hal ini membuat bobot sektor tambang meningkat terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).

Per Rabu (17/11), indeks sektor tambang memiliki bobot sebesar 5,55% terhadap IHSG. Bobot tersebut naik dari tahun lalu, yakni 4,94%. Maklum, di awal tahun ini saja, indeks sektor tambang sudah mendaki 14,36%.

Menilik ke belakang, di 2015, sektor tambang hanya memberi bobot 2,97% terhadap indeks. Saat saham tambang tengah booming pada 2007 silam, bobot sektor ini terhadap IHSG pernah mencapai 19,06%, atau yang terbesar ketiga setelah sektor keuangan dan infrastruktur (lihat tabel).


Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan, pertumbuhan sektor tambang tak lepas dari data ekspor impor komoditas yang meningkat. Diperkirakan, tahun ini produk pertambangan masih signifikan menyumbang ekspor Indonesia.

Sehingga, penguatan saham sektor ini bisa berlanjut. "Sektor yang menarik, khususnya batubara dan minyak mentah," ujar Bertoni kepada KONTAN, Selasa (16/1).

Bertambahnya bobot sektor tambang terhadap pergerakan IHSG mengangkat pamor saham pertambangan. Misalnya, saham HRUM, PGAS, dan ITMG. Bertoni merekomendasikan buy saham tersebut, dengan target harga HRUM di Rp 3.200, PGAS Rp 3.000 dan ITMG Rp 32.000.

Sektor konsumer

Liza Camelia Suryanata, Analis Henan Putihrai, menambahkan, sektor tambang masih mampu memimpin pergerakan IHSG. Salah satunya karena OPEC akan menekan produksi, sehingga harga minyak berpotensi naik.

Selain sektor tambang, saham lain yang menarik dikoleksi yakni sektor barang konsumsi. Sektor ini juga memiliki bobot yang cenderung stabil. "Sektor barang konsumsi didorong daya beli masyarakat," kata Liza.

Menurut dia, saham yang bisa dicermati tahun ini di antaranya, INDF, ICBP dan UNVR. Sedangkan untuk ritel, ia menyarankan saham LPPF, dan RALS. Lalu di saham rokok, Liza merekomendasikan GGRM dan HMSP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia