KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perusahaan konsultasi real estate dan konstruksi global, CBRE, masih sangat optimistis melihat perkembangan bisnis di sektor perumahan, pariwisata dan perkantoran di Indonesia. Ditemui di Jakarta, Head if Research CBRE Asia Pasifik Ada Choi menyatakan optimisme ini lahir sebab persaingan di dunia properti akan terus ada. Dia menyatakan bahkan, pelaku bisnis propert perlu meningkakan strategi berbisnisnya melalui inovasi dan teknologi digital. “Pelaku bisnis transformasi butuh melakukan transformasi di ktiga sektor ttersebut yakni perumahan, pariwisata dan perkantoran, di masa pasca pandemi dan kemajuan di teknologi digital, terutama penggunaan AI yang makin banyak,” ujar Ada Choi dalam acara media briefing di Jakarta, Kamis (21/8). Baca Juga: Ditopang Sentimen Penurunan BI Rate, Simak Rekomendasi Emiten Properti an Konstruksi Dia melanjutkan, salah satu yang harus diperhatikan untuk menggarap ketiga sektor tersebut selain pasar kuat dan fluktuasi juga memperhatikan tren konsumen seperti tingginya tren olahraga, gaya hidup sehat, serta seni dan budaya yang sedikit banyak memiliki korelasi. Ada Choi melihat potensi pasar properti dalam negeri juga terletak pada perekonomian Indonesia yang ternesar di Asia Tenggara. CBRE juga memandang bahwa konsumsi domestik masyarakat masih kuat dan kelas menengah yang terus berkembang. Pihaknya menilai bahwa Indonesia tengah memodernisasi lanskap real estat melalui arus investasi asing yang signifikan. Modal tersebut banyak mengalir pada sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti pusat data dan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV), di mana Indonesia menempati posisi sebagai pusat nikel dunia. Gelombang investasi ini mendorong perkembangan di seluruh sektor properti, dengan fokus yang semakin besar pada green building (bangunan ramah lingkungan), yang menggarisbawahi tren flight-to-quality dalam penyewaan perkantoran, serta permintaan tinggi terhadap lahan industri. “Pasar perumahan juga tetap kuat, terutama di kawasan pinggiran kota yang mendapat manfaat dari pembangunan infrastruktur baru,” imbuhnya.
Sektor Perumahan dan Perkantoran di Indonesia Dinilai Masih Menjanjikan
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perusahaan konsultasi real estate dan konstruksi global, CBRE, masih sangat optimistis melihat perkembangan bisnis di sektor perumahan, pariwisata dan perkantoran di Indonesia. Ditemui di Jakarta, Head if Research CBRE Asia Pasifik Ada Choi menyatakan optimisme ini lahir sebab persaingan di dunia properti akan terus ada. Dia menyatakan bahkan, pelaku bisnis propert perlu meningkakan strategi berbisnisnya melalui inovasi dan teknologi digital. “Pelaku bisnis transformasi butuh melakukan transformasi di ktiga sektor ttersebut yakni perumahan, pariwisata dan perkantoran, di masa pasca pandemi dan kemajuan di teknologi digital, terutama penggunaan AI yang makin banyak,” ujar Ada Choi dalam acara media briefing di Jakarta, Kamis (21/8). Baca Juga: Ditopang Sentimen Penurunan BI Rate, Simak Rekomendasi Emiten Properti an Konstruksi Dia melanjutkan, salah satu yang harus diperhatikan untuk menggarap ketiga sektor tersebut selain pasar kuat dan fluktuasi juga memperhatikan tren konsumen seperti tingginya tren olahraga, gaya hidup sehat, serta seni dan budaya yang sedikit banyak memiliki korelasi. Ada Choi melihat potensi pasar properti dalam negeri juga terletak pada perekonomian Indonesia yang ternesar di Asia Tenggara. CBRE juga memandang bahwa konsumsi domestik masyarakat masih kuat dan kelas menengah yang terus berkembang. Pihaknya menilai bahwa Indonesia tengah memodernisasi lanskap real estat melalui arus investasi asing yang signifikan. Modal tersebut banyak mengalir pada sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti pusat data dan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV), di mana Indonesia menempati posisi sebagai pusat nikel dunia. Gelombang investasi ini mendorong perkembangan di seluruh sektor properti, dengan fokus yang semakin besar pada green building (bangunan ramah lingkungan), yang menggarisbawahi tren flight-to-quality dalam penyewaan perkantoran, serta permintaan tinggi terhadap lahan industri. “Pasar perumahan juga tetap kuat, terutama di kawasan pinggiran kota yang mendapat manfaat dari pembangunan infrastruktur baru,” imbuhnya.
TAG: