KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pengembang mulai gencar meluncurkan produk-produk properti baru. Itu sejalan dengan proyeksi sektor properti di Indonesia yang diperkirakan masih akan tetap tumbuh pada thun 2023 meskipun dihadapkan dengan tantangan tekanan ekonomi global. Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank BTN, mengatakan sektor properti masih cukup tangguh. Bahkan saat pandemi Covid-19, sektor ini merupakan salah satu dari 10 sektor yang tidak pernah tumbuh negatif meskipun Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) perbankan sempat kontraksi. "Pertumbuhan ini didukung karena kebutuhan rumah masih tinggi dimana backlog perumahan mencapai 12,71 juta yang didomunasik kawula muda dan ditambah dengan insentif yang dilakukan pemeintah untuk penguatan dari sisi demand," kata Haru dalam Webinar
Economic & Property Outlook 2023, dikutip Senin (13/2).
Ia memperkirakan prospek sektor properti tahun 2023 masih akan berlanjut tumbuh sejalan dengan proyeksi IMF bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5% dan juga didukung dengan masih tingginya kebutuhan rumah. Selain posisi backlog yang sudah ada, setiap tahun terdapat tambahan sekitar 800.000 keluarga baru. Bank Indonesia (BI) juga masih memperpanjang pelonggaran rasio
loan to value (LTV) KPR hingga 31 Desember 2023 untuk mendorong perbaikan kinerja KPR. Itu diharapkan bisa semakin mendorong pertumbuhan sektor properti. Sementara Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menjelaskan, kondisi sektor properti di Indonesia dan di negara maju berbeda tahun lalu. Di Negara maju, ada fenomena anomali dimana secara nominal harganya properti memang tumbuh tajam tetapi secara rill harga justru turun. "Hal itu karena di negara maju pembelian dilakukan atas motif investasi. Begitu mereka beli, harga diharapkan naik saat dijual, apalagi mengingat inflasi mereka tinggi sekali. Tetapi masalahnya permintaan turun karena pertumbuhan ekonomi mereka melambat," jelas Sunarsip. Sedangkan di Indonesia, inflasi relatif terkendali karena diuntungkan dengan booming harga komoditas dan kebijakan pemerintah menetapkan batasan harga untuk berbagai sektor seperti energi, semen, dan lain-lain. Belum lagi ditambah dengan berbagi insentif yang dilakukan dari sisi makro prudential dan fiskal. Sunarsip memperkirakan sektor properti tahun 2023 juga masih akan tumbuh. Selain karena inflasi yang terjaga, pertumbuhan tersebut akan didorong oleh inflasi global yang sudah mulai melemah. "Kalau inflasi AS turun, tekanan suku bunga mereka akan berkurang. Itu juga akan berdampak ke suku bunga dalam negeri, sehingga akan menguntungkan sektor properti," tambahnya. Selain itu, hilirisasi industri dan pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai juga akan berdampak besar dalam mendorong pertumbuhan sektor properti. Hilrisasi akan meningkatkan aktivitas manufaktur dalam negeri sehingga menumbuhkan ekonomi dan daya beli masyarakat. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) adalah salah satu pengembang yang akan aktif meluncurkan produk-produk baru tahun ini. Perseroan menargetkan marketing sales Rp 1,8 triliun pada segmen residensial.
GM Investor Relation and Corporate Secretary MDLN, Danu Pate mengatakan, MDLN memandang optimistis prospek bisnis di tahun 2023. “Dengan berbagai sentimen positif yang terjadi di awal tahun ini mulai dari china
re-opening, pertumbuhan ekonomi indonesia, nilai tukar rupiah yang menguat di bulan ini dan juga sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika yang moderat,” kata Danu kepada Kontan.co.id, Minggu (5/2). Target tersebut jauh lebih tinggi dari capaian marketing sales tahun 2022 sebesar Rp 861 miliar. Untuk mencapai itu, kata Danu, pihaknya akan merilis produk-produk baru baik di Jakarta Garden City atau project lainnya seperti di Kota Modern. Terbaru, MDLN meluncurkan hunian terbaru di Kota Modern bertajuk Modern Waterfront Residence. Produk ini akan dibangun di atas lahan seluas 1,6 hektare (ha) dan akan merangkum sebanyak 80 unit rumah. Peluncuran klaster baru itu dilakukan bersamaan dengan peresmian rumah contoh. Kota Modern merupakan kawasan kota mandiri atau township dengan total luas pengembangan 400 ha. Kawasan ini sudah dikembangkan sejak tahun 1983 dan telah dihuni lebih dari 12.000 jiwa. Kelvin O Lesmana,
Marketing & Sales Director Urban Development PT Modernland Realty Tbk, mengatakan permintaan akan hunian di Kota Tangerang, khususnya proyek
Township Kota Modern, terus meningkat, seiring semakin lengkapnya fasilitas dan semakin strategisnya kawasan.
"Itu sebabnya, Modernland Realty meluncurkan Cluster Modern Waterfront Residence yang dirancang untuk masyarakat urban modern yang menginginkan tinggal di kawasan yang nyaman, aman, fasilitasnya lengkap dan selaras dengan alam," kata Kelvin. Modern Waterfront Residence menyediakan dua tipe rumah. Pertama, Tipe Walnut atau L5 (5x10) memiliki luas bangunan (LB) 88 m2 dan luas tanah (LT) 50 m2 (3 lantai) dan dipasarkan seharga Rp 1,6 miliar. Tipe ini dilengkapi dengan master bedroom dan private bathroom di dalamnya, di setiap lantai tersedia toilet, dan terdapat balkon service khusus cuci dan jemur. Adapun Tipe Cedar atau L7 (7x15) merupakan rumah dua lantai dengan luas bangunan 110 m2 dan luas tanah 105 m2 dan dipasarkan seharga Rp 2,3 miliaran. Seluruh unit di tipe ini menghadap danau, terdapat kamar tidur di setiap lantai dasar, dan
carport yang dapat menampung 2 mobil. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk