Sektor Properti Diselimuti Sentimen Negatif, Begini Kata Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kepungan sentimen negatif, emiten properti dinilai masih berpotensi mencatatkan pertumbuhan di 2023.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian memaparkan, tahun depan properti banyak dinaungi sentimen negatif. Kekhawatiran terkait resesi dan naiknya suku bunga membuat potensi risiko yang mengganggu perkembangan sektor properti.

Lalu, kenaikan suku bunga juga akan mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli rumah karena kenaikan bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Sentimen lainnya juga dari berhentinya relaksasi pajak untuk sektor properti.


"Serta dampak pemilu di tahun depan akan menghambat pertumbuhan properti," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (2/12).

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Kerek Target Bisnis di 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sementara, sentimen positif untuk sektor ini cenderung terbatas. Salah satunya adalah perpanjangan DP 0%. Fajar melanjutkan, melihat dari sentimen positif dan negatif, potensi ke depan sektor properti lebih condong ke arah sentimen negatif.

"Namun, sektor properti masih mempunyai potensi bertumbuh, dilihat dari tren suku bunga ke depan akan dovish," sambungnya.

Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael juga berpandangan serupa. Di tengah kepungan sentimen negatif, dirinya masih optimis akan ada kelanjutan dari pertumbuhan marketing sales.

Sebabnya, tahun depan diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap solid di tengah ketidakpastian kondisi global. Sehingga daya beli masyarakat masih akan mampu menyerap produk properti.

"Di samping itu, kebanyakan pengembang juga menargetkan segmen menengah atas," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi