KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski saham emiten properti mulai rebound pada tahun ini, namun sektor ini masih menghadapi tantangan dari pasar global. Seperti diketahui, sejak awal 2018 hingga Rabu (14/2) alias year to date, indeks sektor properti, real estate, dan building construction tumbuh 8,05%. Pertumbuhan ini di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 3,76%. Padahal, tahun lalu, indeks sektor ini sempat menjadi pemberat dengan penurunan 4,31%. Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas menilai, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akan menjadi trigger tambahan untuk sektor ini. Begitu pula, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Menurutnya, rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat alias Fed Funds Rate (FFR) bisa jadi sentimen negatif. Sebab, jika The Federal Reserve menaikkan suku bunga, maka kurs rupiah bisa melemah.
Sektor properti masih dibayangi kenaikan suku bunga Fed
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski saham emiten properti mulai rebound pada tahun ini, namun sektor ini masih menghadapi tantangan dari pasar global. Seperti diketahui, sejak awal 2018 hingga Rabu (14/2) alias year to date, indeks sektor properti, real estate, dan building construction tumbuh 8,05%. Pertumbuhan ini di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 3,76%. Padahal, tahun lalu, indeks sektor ini sempat menjadi pemberat dengan penurunan 4,31%. Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas menilai, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akan menjadi trigger tambahan untuk sektor ini. Begitu pula, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Menurutnya, rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat alias Fed Funds Rate (FFR) bisa jadi sentimen negatif. Sebab, jika The Federal Reserve menaikkan suku bunga, maka kurs rupiah bisa melemah.