JAKARTA. Meningkatnya penjualan properti akan berimbas positif pada penjualan produk rumah tangga. PT Ace Hardware Tbk (ACES) menjadi salah satu yang diuntungkan. Kinerja emiten ritel ini diprediksi membaik. Apalagi, pola konsumsi masyarakat juga sedang meningkat. Analis Mandiri Sekuritas Laura Taslim mengatakan, ACES menganggarkan dana belanja modal sebesar Rp 300 miliar pada tahun ini. Dana tersebut disiapkan untuk menambah 10 gerai baru di wilayah pulau Jawa. Dengan ekspektasi pasar properti membaik pada tahun ini, dampaknya juga akan terlihat pada penjualan ACES. "Properti naik, kebutuhan furnitur dan peralatan rumah tangga akan meningkat juga," tulis Laura dalam riset.
Manajemen perusahaan juga yakin kinerja dapat tumbuh pada tahun ini, dengan target kenaikan pendapatan 6%–7% menjadi Rp 5,41 triliun. Dengan tingkat
same store sales growth (SSSG) mencapai 3%, target yang dibidik diyakini dapat tercapai. Asal tahu saja, ACES sebelumnya sudah mengoperasikan 127 gerai di 33 kota. Penambahan gerai baru akan menurunkan tingkat total SSSG perusahaan. Sehingga wajar jika tahun lalu SSSG ACES hanya 1,4% atau di bawah estimasi Laura yang sekitar 2%. Meskipun SSSG cenderung naik di bulan Desember 2016, yakni menjadi 3,9%. Dengan banyaknya proyek properti yang akan diluncurkan pada kuartal II, khususnya di Pulau Jawa, maka pembangunan gerai baru ACES diprediksi yang masih berpusat di Jawa. Hal tersebut, menurut Laura, dapat memberikan berkah bagi ACES. Efek pasar properti Analis BCA Sekuritas Johanes Prasetya mengatakan, 60% produk ACES yang dijual adalah produk rumah tangga. Sehingga pasar properti yang naik juga akan mengerek penjualan perusahaan Grup Kawan Lama ini. "Kemungkinan daya beli masyarakat kuat pada semester kedua," kata Johanes. Johanes merevisi marjin kotor perusahaan pada tahun ini menjadi 47,3% dari 48,8% karena mempertimbangkan diskon produk yang diberikan. Sehingga pendapatan ACES tahun ini hanya Rp 5,41 triliun, atau di bawah estimasi sebelumnya Rp 5,71 triliun. Johanes merekomendasikan
buy saham ACES dengan target harga Rp 960 per saham. Laura menilai valuasi ACES sudah kemahalan sehingga ia merekomendasikan hold dengan target harga sebesar Rp 970 per saham. Sementara Analis Kresna Securities Fransisca M. Putri mengatakan, minimnya rasio utang membuat saham ACES layak dikoleksi. Sejak tahun 2015, ACES sudah membayarkan semua utang jangka panjang dan hanya meninggalkan utang jangka pendek sebesar Rp 22,5 miliar.
"Utang rendah merupakan katalis positif, karena eksposur beban bunga yang rendah," imbuh dia. Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah menjadi katalis positif bagi perusahaan dan mendongkrak daya beli masyarakat. Maklum, 80% produk ACES merupakan barang impor. Dengan biaya impor yang turun, ACES dapat mempertahankan marjin yang tinggi untuk laba perusahaan. Fransisca masih merekomendasikan
buy saham ACES dengan target Rp 1.020 per saham. Kamis (19/1), harga saham ACES menguat 0,68% menjadi Rp 745 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie