KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meski pandemi belum usai, keyakinan investor terhadap saham-saham properti terus menguat. Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke 3,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 November 2020 menjadi salah satu katalisnya. Ini adalah suku bunga acuan terendah sepanjang sejarah sejak bank sentral mengubah penghitungan dari bulanan menjadi per pekan, tepatnya pada 19 Agustus 2016. Menangkap sinyal bank sentral, para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung bereaksi. Sejumlah saham properti menjadi buruan. Beberapa saham seperti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) serta PT Alam Sutra Realty (ASRI) menguat tajam.
Analis pasar modal Fendi Susiyanto menilai, kenaikan saham-saham properti lebih banyak didorong oleh faktor sentimen penurunan suku bunga dan teknikal. Sebab, secara fundamental kinerja perusahaan properti belum pulih akibat pandemi covid-19 yang telah berlangsung sejak Maret lalu. “Kenaikan saham properti masih didorong oleh faktor teknikal. Beberapa saham seperti APLN masih cukup murah, sementara prospeknya masih sangat bagus. Inilah yang membuat saham ini naik tajam pekan lalu,” ujar Fendi, pendiri Finvesol Consulting, Senin (23/11). Sepanjang pekan lalu, saham APLN melesat 35% dari Rp 120 per saham (16/11) hingga ke level Rp 162 per saham (19/11). Awal pekan ini saham perusahaan yang sedang getol membangun berbagai proyek hunian hijau tersebut berada di level Rp 162 per saham. Menurut Fendi, secara teknikal saham APLN masih berpotensi menguat dikisaran Rp 170- Rp 200 per saham. Sementara secara fundamental book value per share masih tinggi, sebesar Rp 359. “Tren penguatan akan terus terjadi jika di kuartal IV-2020 recovery ekonomi berjalan lebih baik, sehingga penjualan APLN juga tumbuh lebih tinggi,” katanya.
Kinerja APLN
Sampai kuartal III 2020 APLN mencatat pendapatan sebesar Rp 2,88 triliun, turun tipis 1,2% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 2,92 triliun. Meskipun manajemen telah melakukan berbagai upaya efisiensi, seperti biaya operational berhasil dipangkas 23,6%, namun diakhir September 2020 lalu perseroan masih mencatatkan rugi bersih Rp 195,2 miliar. Beroperasinya kembali mall dan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta diyakini akan menjadi salah satu sumber
recurring income APLN yang potensial meningkat di kuartal IV 2020 ini. Di kuartal III lalu, recurring income perseroan mencapai Rp 776,6 miliar.
Sebelumnya marketing Director Agung Podomoro Agung Wirajaya mengatakan, selama pandemi Covid-19 permintaan properti di -proyek-proyek APLN seperti di Jawa Barat justru meningkat. Hingga September 2020, dari empat proyek APLN di Jawa Barat yaitu Kota Kertabumi, Vimala Hills, Podomoro Golf View, dan Podomoro Park Bandung mampu membukukan marketing sales sekitar 63 persen dari total marketing sales di luar lahan industri. “Dengan konsep hunian hijau yang mendukung kebutuhan masyarakat saat ini, penjualan properti APLN terus meningkat sepanjang pandemi ini. Kami optimis penjualan ini akan terus tumbuh sejalan dengan perbaikan ekonomi yang kini sedang berlangsung,” jelas Agung dalam webinar yang digelar perseroan, Kamis (15/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan