Sektor semen tahun depan ditopang infrastruktur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen tahun depan diprediksi tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Kondisi pasar dengan kelebihan penawaran (over supply), masih menjadi momok yang menghantui pemain di sektor kimia dasar ini. Meski demikian, beberapa emiten diprediksi masih bisa mencatat kinerja yang lebih baik pada tahun mendatang.

Saat ini, pasar masih over supply. Namun, manajemen perusahaan semen masih optimistis mengejar peningkatan penjualan tahun depan. Setidaknya, volume penjualan tahun depan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan volume permintaan pasar semen nasional. Targetnya untuk mempertahankan market share yang telah mereka miliki.

Okky Jonathan Siahaan, Analis Erdhika Elit Sekuritas menyatakan prospek semen menurutnya masih bagus. Hal itu mengingat sektor semen sangat bergantung pada sektor konstruksi maupun properti. "Saat ini pemerintah sedang menggemborkan peningkatan infrastruktur. Nah hal ini menjadi peluang sangat baik untuk emiten," kata Okky kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12).


Lebih lanjut, dia menyatakan tahun depan diprediksi proyek infrastruktur dan properti akan meningkat. Sebabnya, mengingat suku bunga Indonesia sudah turun. "Mungkin pada kuartal kedua permintaan properti akan meningkat. Hal ini bisa membuat kinerja emiten bagus," imbuhnya.

Sementara itu, diantara beberapa emiten semen, Okky menjagokan emiten PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Pasalnya, emiten ini akan melakukan penambahan kapasitas produksi melalui pembangunan pabrik baru di beberapa wilayah seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

"Mengingat permintaan semen dari infrastruktur dan properti diperkirakan akan meningkat," lanjutnya.

Okky memprediksi, laba bersih SMGR bisa tumbuh menyentuh dua digit pada tahun depan. Bila tercapai, hal ini merupakan hal yang baik. Dia merekomendasikan buy on weakness saham SMGR dengan target harga 11.000 sampai dengan akhir tahun 2017 dan support terendah pada 9.000.

"PE-nya agak premium dikisaran 51an kali," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia