KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adaptasi kebiasaan baru atau new normal dinilai belum efektif dan tidak berdampak signifikan terhadap penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Terlebih lagi, mobilitas interaksi dan aktivitas masyarakat ditambah ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan masih kerap terjadi di era new normal. Epidemiolog dan Peneliti Pandemi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, upaya untuk membangun peran publik dan masyarakat sangat penting dalam pengendalian pandemi Covid-19 di masa new normal. Sebab, virus corona dibawa oleh masyarakat melalui berbagai aktivitasnya, bukan menyebar dengan sendirinya. Lantas, faktor perilaku masyarakat yang mengarah kepada upaya pencegahan akan membuat pengendalian Covid-19 di Indonesia menjadi lebih mudah. “Kalau perilaku manusianya tidak bisa dikendalikan, optimalisasi testing dan tracking menjadi sia-sia,” ujar dia.
Selain 3M, membatasi mobilitas dan mencegah kerumunan perlu dipertimbangkan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adaptasi kebiasaan baru atau new normal dinilai belum efektif dan tidak berdampak signifikan terhadap penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Terlebih lagi, mobilitas interaksi dan aktivitas masyarakat ditambah ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan masih kerap terjadi di era new normal. Epidemiolog dan Peneliti Pandemi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, upaya untuk membangun peran publik dan masyarakat sangat penting dalam pengendalian pandemi Covid-19 di masa new normal. Sebab, virus corona dibawa oleh masyarakat melalui berbagai aktivitasnya, bukan menyebar dengan sendirinya. Lantas, faktor perilaku masyarakat yang mengarah kepada upaya pencegahan akan membuat pengendalian Covid-19 di Indonesia menjadi lebih mudah. “Kalau perilaku manusianya tidak bisa dikendalikan, optimalisasi testing dan tracking menjadi sia-sia,” ujar dia.