Selain akuisisi Freeport, holding tambang sinergi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan secara beruntun pada Rabu (29/11), Holding BUMN Pertambangan resmi terbentuk. Artinya tiga perusahaan tambang yakni PT Aneka Tambang (Antam), PT Timah (Tbk) dan PT Bukit Asam (PTBA) ada di bawah kepemimpinan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Pembentukan holding dimaksudkan untuk meningkatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang sejatinya porsi negara perihal pertambangan masih kecil sampai saat ini. Dalam waktu dekat, hanya divestasi saham 51% PT Freeport Indonesia (PTFI) saja yang akan dilakukan.

Selebihnya, untuk ekspansi masih sinergi antar anggota holding. Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin mengatakan untuk rencana ekspansi, masing-masing termnya sudah disetujui. Misalnya, dari sisi strategi, akan spend tiga bulan untuk membuat strategi jangka menengah dan panjang. Dan kata Budi, secara formal pihaknya akan sampaikan rencana ekspansi tersebut kepada pemegang saham baik pemerintah maupun publik.

"Perusahaan yang ada di Papua (Freeport), intinya progressnya bagus. Mohon doa restu mudah-mudahan anggotanya bisa tambah jadi empat, jadi lima," ungkapnya saat konferensi pers, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/11). Selain mengakuisisi saham Freeport, akan melakukan banyak sinergi antara anggota holding. Misalnya, Inalum butuh listrik banyak, bisa dibangun PLTU oleh PTBA. Sehingga, otomatis akan dapat dividen dan mengurangi cost. "Dengan holding ini, otomatis aset kita Rp 21 triliun akan naik jadi Rp 88 triliun," tandasnya Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo juga mengatakan bahwa ekspansi tahun depan masih berkaitan dengan holding yaitu kerja sama dengan Inalum dalam pembuatan Smelter Great Alumina (SGA). "Sekarang dalam tahap visibility study. Mungkin empat sampai 5 bulan selesai. Terus kita bisa langsung ke tahapan development," terangnya. Kedua, kata Arie, tahun depan antara Antam dengan PTBA Kaitan dengan suplai listrik untuk smelter di Halmahera Timur, dengan membutuhkan listrik 100 Megawatt (MW) -120 MW. rencananya akan kita sinergikan dengan PTBA. Juga, rencananya untuk aset power plant milik Antam yang di Pomala akan di spin off ke PTBA. "Sehingga akan memberikan dana ke Antam untuk mengembangkan hilirisasi," tandasnya. Untuk PT Timah pun demikian, untuk ekspansi dalam waktu dekat, kata Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, bahwa akan ada pembangunan smelter baru. Di samping itu juga sedang dilaksanakan ekspansi wilayah kerja baru. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa umumkan rencana kerja tersebut dengan tujuan meningkatkan cadangan dan peningkatan produksi," ucapnya. Setali tiga uang, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan tahun depan ada beberapa ekspansi yang akan lakukan. Pertama, pengembangan energi untuk listrik yang akan segera dibangun yaitu PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2 × 660 yang PPA nya sudah ditandatangani minggu lalu. "Kedua, kita akan sinergi dengan antam utk bangun PLTU untuk kebutuhan smelter di Halmahera. Kemudian ada rencana untuk mengakuisisi PLTU milik Antam supaya lebih maksimal dan menjadi lebih murah," jelasnya. Terakhir, kata Arviyan, yaitu hilirisasi dari batubara yang masih dalam penjajakan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina