JAKARTA. Untuk mengantisipasi krisis pangan global, pemerintah mulai melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak produksi komoditi pangan utama. Namun, selama ini, peningkatan produksi pangan masih terfokus di komoditi beras.Karenanya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono mengungkapkan, tahun depan selain peningkatan beras, Kementan juga akan mulai fokus pada peningkatan produksi kedelai. "Tahun 2012 kita ingin fokus ke kedelai, karena selama ini kita hanya fokus pada pengembangan beras," ujarnya Kamis (26/5).Awal pekan ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro mengatakan tahun 2012 nanti pemerintah menargetkan produksi kedelai mencapai 1,5 juta ton. Asal tahu saja, selama ini produksi kedelai nasional masih sangat minim.Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini mengatakan, untuk bisa mendongkrak produksi kedelai, harus ada jaminan ketersediaan areal tanam kedelai. Sebab, "Selama ini kedelai masih menjadi tanaman sela atau tumpang sari. Sehingga, areal tanam kedelai masih tumpang tindih dengan komoditi lain termasuk beras," ujarnya.Untuk tahun ini Kementan mematok target produksi kedelai sebanyak 1,1 juta ton. Tapi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan angka ramalan I untuk produksi kedelai sebesar 934.000 ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang angka sementara (Asem) produksi kedelai tahun lalu yang sebesar 908.110 ton. Dengan penambahan produksi dari program GP3K ini, maka total produksi kedelai nasional diperkirakan bisa mencapai sekitar 984.000 ton.Sedangkan untuk luas areal, pada tahun ini luas areal panen kedelai diperkirakan sebesar 666.702 hektare (ha), lebih luas ketimbang tahun 2010 lalu yang sebesar 661.711 ha. Nah, dengan tambahan lahan seluas 50.000 ha ini, maka diharapkan total luas lahan kedelai nasional mencapai 716.702 ha.Benny menambahkan, untuk bisa mendongkrak produksi kedelai, pemerintah harus memberikan rangsangan dan pembinaan agar petani tertarik untuk budidaya kedelai. "Selama ini harga kedelai di tingkat petani sangat rendah, sehingga petani tidak tertarik untuk menanam," katanya. Benar saja, harga kedelai lokal di tingkat petani saat ini berkisar Rp 4.000 - Rp 4.500 per kg. Padahal, harga kedelai di pasaran bisa mencapai Rp 5.500 - Rp 6.000 per kg.Mukhlisin, petani kedelai asal Jember menambahkan, untuk bisa mendongkrak produksi dibutuhkan pengembangan bibit yang unggul. "Selama ini bibit kedelai petani masih bibit asalan, sehingga tingkat produktivitasnya rendah," ujarnya kepada KONTAN baru-baru ini.Jika hal ini dilakukan, Benny yakin produksi kedelai nasional bisa ditingkatkan dan bisa menekan impor kedelai. Menurutnya, kebutuhan kedelai nasional rata-rata setiap tahun mencapai 2,3 juta ton - 2,4 juta ton. Alhasil, "Kekurangan suplai dipenuhi dari kedelai impor," kata Benny.Dalam catatan BPS, tahun 2010 lalu impor kedelai Indonesia mencapai 1,739 juta ton dengan nilai US$ 840 juta. Sementara itu, selama tiga bulan pertama tahun ini, impor kedelai Indonesia tercatat sebesar 510.756 ton dengan nilai US$ US$ 292 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Selain beras, tahun depan Kementan juga akan genjot produksi kedelai
JAKARTA. Untuk mengantisipasi krisis pangan global, pemerintah mulai melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak produksi komoditi pangan utama. Namun, selama ini, peningkatan produksi pangan masih terfokus di komoditi beras.Karenanya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono mengungkapkan, tahun depan selain peningkatan beras, Kementan juga akan mulai fokus pada peningkatan produksi kedelai. "Tahun 2012 kita ingin fokus ke kedelai, karena selama ini kita hanya fokus pada pengembangan beras," ujarnya Kamis (26/5).Awal pekan ini, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro mengatakan tahun 2012 nanti pemerintah menargetkan produksi kedelai mencapai 1,5 juta ton. Asal tahu saja, selama ini produksi kedelai nasional masih sangat minim.Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini mengatakan, untuk bisa mendongkrak produksi kedelai, harus ada jaminan ketersediaan areal tanam kedelai. Sebab, "Selama ini kedelai masih menjadi tanaman sela atau tumpang sari. Sehingga, areal tanam kedelai masih tumpang tindih dengan komoditi lain termasuk beras," ujarnya.Untuk tahun ini Kementan mematok target produksi kedelai sebanyak 1,1 juta ton. Tapi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan angka ramalan I untuk produksi kedelai sebesar 934.000 ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang angka sementara (Asem) produksi kedelai tahun lalu yang sebesar 908.110 ton. Dengan penambahan produksi dari program GP3K ini, maka total produksi kedelai nasional diperkirakan bisa mencapai sekitar 984.000 ton.Sedangkan untuk luas areal, pada tahun ini luas areal panen kedelai diperkirakan sebesar 666.702 hektare (ha), lebih luas ketimbang tahun 2010 lalu yang sebesar 661.711 ha. Nah, dengan tambahan lahan seluas 50.000 ha ini, maka diharapkan total luas lahan kedelai nasional mencapai 716.702 ha.Benny menambahkan, untuk bisa mendongkrak produksi kedelai, pemerintah harus memberikan rangsangan dan pembinaan agar petani tertarik untuk budidaya kedelai. "Selama ini harga kedelai di tingkat petani sangat rendah, sehingga petani tidak tertarik untuk menanam," katanya. Benar saja, harga kedelai lokal di tingkat petani saat ini berkisar Rp 4.000 - Rp 4.500 per kg. Padahal, harga kedelai di pasaran bisa mencapai Rp 5.500 - Rp 6.000 per kg.Mukhlisin, petani kedelai asal Jember menambahkan, untuk bisa mendongkrak produksi dibutuhkan pengembangan bibit yang unggul. "Selama ini bibit kedelai petani masih bibit asalan, sehingga tingkat produktivitasnya rendah," ujarnya kepada KONTAN baru-baru ini.Jika hal ini dilakukan, Benny yakin produksi kedelai nasional bisa ditingkatkan dan bisa menekan impor kedelai. Menurutnya, kebutuhan kedelai nasional rata-rata setiap tahun mencapai 2,3 juta ton - 2,4 juta ton. Alhasil, "Kekurangan suplai dipenuhi dari kedelai impor," kata Benny.Dalam catatan BPS, tahun 2010 lalu impor kedelai Indonesia mencapai 1,739 juta ton dengan nilai US$ 840 juta. Sementara itu, selama tiga bulan pertama tahun ini, impor kedelai Indonesia tercatat sebesar 510.756 ton dengan nilai US$ US$ 292 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News