Selain corona, penyakit mematikan ini juga mengintai Kota Bekasi



KONTAN.CO.ID - Bekasi. Meski mulai terkendali, pandemi virus corona di Kota Bekasi masih belum tuntas. Kini di tengah infeksi virus corona, Kota Bekasi diintai penyakit yang juga mematikan, yakni demam berdarah dengue (DBD). Kasus demam berdarah dengue / DBD di Kota Bekasi terus bertambah pada tahun ini.

Deman berdarah dengu atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aides aagypti . Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, ada 684 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kota Bekasi terhitung sejak awal tahun 2020.

Baca juga: IMF : Pandemi corona merontokkan ekonomi global lebih besar dari perkiraan


Meski demikian, jumlah tersebut berkurang dari tahun 2019 yaitu 701 kasus DBD di Kota Bekasi. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati mengatakan, kasus DBD di Kota Bekasi pada tahun 2020 ini masih fluktuatif atau naik turun.

Misalnya, data kasus DBD dari awal tahun hingga April meningkat terus. Data tertinggi jumlah kasus DBD di Kota Bekasi pada bulan April, yakni 179 kasus bersamaan dengan munculnya kasus Covid-19. Namun, angka tersebut turun kembali di angka 165 kasus DBD pada bulan Mei 2020.

"Nah cuma kita lihat polanya, ada sedikit naik turun sih. Dalam situasi saat ini ya itulah angka yang kita punya. Walaupun tidak banyak tetapi ketika ditotal dia kan lebih sedikit ya dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Dezi saat dikonfirmasi, Rabu (24/6/2020).

Ia mengatakan, pihak Dinkes juga terus melakukan berbagai upaya pencegahan kasus DBD di Kota Bekasi di lingkungan warga. "Jadi kita foging di lingkungan warga, kita berusaha sesuai dengan aturan bukan karena permintaan tapi karena memang di wilayah itu ada kasus. Kemudian ketika kita penyelidikan epidemiologi (PE) memang ada kemungkinan kasus di sana. Makanya kita lakukan penyemprotan," kata dia.

Baca juga: Harga mobil bekas Honda CR-V Juni 2020 semakin ramah di kantong

Selain itu, ia juga gencar menyosialisasikan ke warga untuk tetap gencar lakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan lakukan pola hidup sehat. Pasalnya jentik nyamuk Aedes aegypti juga berasal dari barang-barang bekas di lingkungan warga. "Kita tuh benar-benar mengimbau peran serta masyarakat yang peduli kebersihan. Penyuluhan itu tetap mau di dalam atau luar gedung sambil kita bicarakan Covid-19 di luar sana kita tetap juga harus sampaikan terkait DBD," tutur dia.

(Cynthia Lova)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Tengah Pandemi Covid-19, Ada 684 Kasus DBD di Kota Bekasi",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto