KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses membukukan kinerja positif sepanjang 2019, rupanya tidak semua kinerja reksadana pendapatan tetap mengalami kenaikan. Beberapa produk justru mencatatkan penurunan lantaran membagikan dividen kepada investornya, di samping sentimen penurunan nilai portofolio. Berdasarkan data Infovesta Utama per Selasa (10/12), dana kelolaan industri reksadana per akhir November yakni Rp 534,57 triliun. Capaian AUM tersebut turun Rp 7,6 triliun atau sekitar 1,41% dibandingkan perolehan Oktober yakni Rp 542,22 triliun. Dari jumlah tersebut, reksadana terproteksi masih mencatatkan kenaikan 2,10% menjadi Rp 146,75 triliun. Tapi, Infovesta Utama juga mencatat beberapa produk reksadana yang mencatatkan penurunan selama periode 31 Desember 2018 hingga 29 November 2019. Beberapa produk ini antara lain:
- Reksa Dana Pratama Pendapatan Tetap -13,27%
- Batavia Dana Obligasi Sejahtera -9,29%
- Insight Infra Development -2,94%
- Insight Prime Fixed Income Fund -1,87%
- Mandiri Obligasi Optima II -0,95%
Baca Juga: Kinerja moncer sejak awal tahun, penghuni Indeks IDXGrowth30 ini layak koleksi Head of Capital Market Research Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan, untuk produk Batavia Dana Obligasi Sejahtera penurunan terjadi karena ada aksi bagi dividen yang dilakukan manajer investasi (MI) tersebut. "Minus 9,29% itu, belum memperhitungkan pembagian dividen, kalau hitungan kustodi
return satu tahun masih sekitar 11%," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (16/12). Wawan menjelaskan, penghitungan dividen masuk dalam perhitungan
return reksadana. Adapun pembagian dividen reksadana dijelaskan berbeda dari dividen saham yang merupakan pembagian hasil laba.
Baca Juga: Hingga November, rata-rata imbal unitlink saham masih berada di zona merah Pada reksadana, pembagian dividen diambil dari nilai aktiva bersih (NAB) dibagi dengan unit penyertaan (UP) sehingga akan membuat harga turun. Meskipun demikian, investor tetap mendapatkan dividen dan belum tentu secara keseluruhan minus.
Editor: Wahyu T.Rahmawati