Membangun sebuah kue pengantin bertingkat bukan perkara mudah. Sama seperti gaun pengantin yang kaya pernak-pernik, menghias kue pengantin membutuhkan kecermatan. Selain harus terlihat indah, banyak pemesan ingin wedding cake bisa dimakan seluruhnya. Sebuah pesta pernikahan tak lengkap rasanya tanpa kehadiran kue pengantin. Karena merupakan hari bersejarah yang akan dikenang sepanjang masa, pasangan pengantin perlu memilih desain kue yang tidak biasa. Saat itulah, tangan terampil cake decorator atau desainer kue dibutuhkan. Kini, patung pasangan pengantin dari plastik di atas kue makin jarang dipakai. Berbagai hiasan di kue baik itu pita, bunga dan daun, serta semua pernak-pernik yang ada di atasnya berasal dari krim dan bisa dimakan. Kue pengantin yang makin detail justru akan membuat kue itu terlihat makin indah.Meski ada portofolio desain yang sudah ada, banyak pasangan pengantin yang meminta desain khusus. Karenanya, hampir semua kue yang ada hanya didesain satu kali. "Saat ini, orang tak hanya ingin makan cake, tapi ingin yang aneh, unik. Sehingga mungkin cake itu menjadi bahan pembicaraan," kata Fitri Nur Laila yang menggarap bisnis cake decorating Bite First Cakes bersama Dina Primasari.Tak cuma soal desain, rasa yang enak juga menjadi prioritas utama. Komang Sri Desyana, Sales Manager Bali Wedding Butler yang menggarap pasar kue pengantin di Bali, mengatakan, kue pengantin di Bali lebih menonjolkan kualitas rasa. Karakter wedding cake di Bali tersebut turut dipengaruhi karakter masyarakat Barat, yang menjadi mayoritas pelanggannya."Ini berbeda dengan wedding cake di Jakarta atau Surabaya misalnya, yang lebih menonjolkan bentuknya yang prestisius sampai menjulang tinggi," katanya.Lantaran lebih menonjolkan rasa, Deasy bilang, pelanggannya jarang yang memesan kue pengantin dalam wujud raksasa dengan aneka efek. Maklum, kue raksasa semacam itu tak lebih hanya menjadi tontonan saja alias tidak bisa dimakan seluruhnya. Alhasil, Deasy hanya membuat kue pengantin paling tinggi tiga tingkat. Namun, kue itu bisa dimakan seluruhnya.Di samping itu, ada beberapa perbedaan antara kue pengantin dengan cake biasa buatan Deasy. Kue pengantin biasanya menggunakan marzipan cake yang lebih berat dan padat.Ini berbeda dengan kue, seperti kue spons atau Lapis Surabaya, yang kadang dihias menyerupai wedding cake. Menurutnya, seharusnya, wedding cake bisa tahan disimpan dalam pendingin hingga setahun. Sehingga, masih bisa dinikmati kembali saat peringatan pernikahan. Meski tak melayani wedding cake raksasa, Deasy tak menutup kemungkinan memenuhi permintaan pelanggan untuk desain khusus. Salah satu contohnya, dia membuat wedding cake tiga tingkat, yang pada tingkat duanya berupa tabung akuarium berisi ikan. Lantaran mengusung kualitas, Deasy membanderol tinggi harga kuenya. Harga wedding cake satu tingkat dengan diameter 30 centimeter mencapai Rp 1,5 juta.
Selain enak, kue pengantin harus indah dan unik
Membangun sebuah kue pengantin bertingkat bukan perkara mudah. Sama seperti gaun pengantin yang kaya pernak-pernik, menghias kue pengantin membutuhkan kecermatan. Selain harus terlihat indah, banyak pemesan ingin wedding cake bisa dimakan seluruhnya. Sebuah pesta pernikahan tak lengkap rasanya tanpa kehadiran kue pengantin. Karena merupakan hari bersejarah yang akan dikenang sepanjang masa, pasangan pengantin perlu memilih desain kue yang tidak biasa. Saat itulah, tangan terampil cake decorator atau desainer kue dibutuhkan. Kini, patung pasangan pengantin dari plastik di atas kue makin jarang dipakai. Berbagai hiasan di kue baik itu pita, bunga dan daun, serta semua pernak-pernik yang ada di atasnya berasal dari krim dan bisa dimakan. Kue pengantin yang makin detail justru akan membuat kue itu terlihat makin indah.Meski ada portofolio desain yang sudah ada, banyak pasangan pengantin yang meminta desain khusus. Karenanya, hampir semua kue yang ada hanya didesain satu kali. "Saat ini, orang tak hanya ingin makan cake, tapi ingin yang aneh, unik. Sehingga mungkin cake itu menjadi bahan pembicaraan," kata Fitri Nur Laila yang menggarap bisnis cake decorating Bite First Cakes bersama Dina Primasari.Tak cuma soal desain, rasa yang enak juga menjadi prioritas utama. Komang Sri Desyana, Sales Manager Bali Wedding Butler yang menggarap pasar kue pengantin di Bali, mengatakan, kue pengantin di Bali lebih menonjolkan kualitas rasa. Karakter wedding cake di Bali tersebut turut dipengaruhi karakter masyarakat Barat, yang menjadi mayoritas pelanggannya."Ini berbeda dengan wedding cake di Jakarta atau Surabaya misalnya, yang lebih menonjolkan bentuknya yang prestisius sampai menjulang tinggi," katanya.Lantaran lebih menonjolkan rasa, Deasy bilang, pelanggannya jarang yang memesan kue pengantin dalam wujud raksasa dengan aneka efek. Maklum, kue raksasa semacam itu tak lebih hanya menjadi tontonan saja alias tidak bisa dimakan seluruhnya. Alhasil, Deasy hanya membuat kue pengantin paling tinggi tiga tingkat. Namun, kue itu bisa dimakan seluruhnya.Di samping itu, ada beberapa perbedaan antara kue pengantin dengan cake biasa buatan Deasy. Kue pengantin biasanya menggunakan marzipan cake yang lebih berat dan padat.Ini berbeda dengan kue, seperti kue spons atau Lapis Surabaya, yang kadang dihias menyerupai wedding cake. Menurutnya, seharusnya, wedding cake bisa tahan disimpan dalam pendingin hingga setahun. Sehingga, masih bisa dinikmati kembali saat peringatan pernikahan. Meski tak melayani wedding cake raksasa, Deasy tak menutup kemungkinan memenuhi permintaan pelanggan untuk desain khusus. Salah satu contohnya, dia membuat wedding cake tiga tingkat, yang pada tingkat duanya berupa tabung akuarium berisi ikan. Lantaran mengusung kualitas, Deasy membanderol tinggi harga kuenya. Harga wedding cake satu tingkat dengan diameter 30 centimeter mencapai Rp 1,5 juta.