KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sovereign Wealth Fund asal Singapura, GIC Private Limited, kini jadi pemegang saham PT Bank Jago Tbk (
ARTO). GIC telah menggenggam 8,08% saham ARTO pasca bank ini menyelesaikan penawaran terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias
rights issue. Rights issue ARTO sendiri berakhir pada 17 Maret 2021 lalu. Berdasarkan hasil pelaksanaan
rights issue yang dipublikasikan Bank Jago di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/3), total jumlah saham GIC di Bank Jago per 17 Maret 2021 mencapai 1.117.942.494 lembar dari sebelumnya hanya sekitar 10,52 juta saham. Harga pelaksanaan
rights issue Bank Jago sebesar Rp 2.350 per saham. Bank Jago menetapkan menerbitkan saham baru sebnayak-banyak 3 miliar lembar.
Berdasarkan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), GIC menyerap 1.107.409.694 saham
rights issue. Dengan begitu, total dana yang dikuncurkan GIC untuk masuk ke Bank Jago mencapai Rp 2,6 triliun.
Baca Juga: Tertarik untuk melirik saham-saham bank kecil? Simak saran analis berikut Sebelumnya, GIC sudah punya sekitar 10,52 juta atau sekitar 0,09%. Sehingga pasca
rights issue, jumlah sahamnya mencapai 1.117.942.494 lembar. GIC masuk dengan membeli sebagian hak pemegang saham eksisting yang tidak diserap dalam
rights issue tersebut. Sementara kepemilikan saham Gojek lewat Dompet Karya Anak Bangsa di Bank Jago pasca rights issue kini menjadi 2,96 miliar asaham atau 21.44%. Gojek hanya menyerap 560 juta saham rights issue, sementara total haknya mencapai 664,8 juta saham. Dana yang digelontor Gojek mencapai Rp1,31 triliun. Mengutip data RTI, per 26 Februari 2021 lalu, porsi kepemilikan saham Gojek di ARTO tercatat 22,16% atau 2,40 miliar. Ini berarti, porsi kepemilikan Gojek di Bank Jago turun pasca rights issue. Namun, kalau merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan Ficomindo ke BEI pada Kamis (18/3), porsi kepemilikan Gojek di saham ARTO naik dari 20,48% menjadi 21,44%. Jimmi Maulana Sidik, Direktur Ficomindo Buana Registrar sebagai lembaga administrasi untuk pelaksanaan
rights issue Bank Jago mengatakan, jumlah saham beredar Bank Jago di Bursa per 18 Maret 2021 mencapai 13,745,773,441 lembar saham dan jumlah saham ARTO-R sejumlah 1,914,059 lembar saham. Pada pada 16 Maret 2021, hasil pelaksaan
rights issue mencapai 2,09 miliar lembar dan pada perdagangan 17 Maret mencapai 18,8 juta lembar. Sementara sebelum pelaksanaan
rights issue, total saham beredar bank ini mencapai 10.856.250.000. Dalam prospektus
rights issue, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebagai pemegang saham utama Bank Jago memiliki 4.087.378.125 saham sebelumnya atau 37,65% memiliki hak menyerap saham
rights issue 1.129.500.000 lembar. Namun, MEI hanya memiliki dana yang cukup mengeksekusi 42,6 juta hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yakni Rp 100,1 miliar. Sisanya porsinya akan dialihkan ke GIC. Wealth Track Technology Limited (WTT) yang sebelumnya memiliki 1.449.309.375 saham atau 13,35% memperoleh hak 400.500.000 saham baru. Tetapi WTT hanya memiliki dana Rp 399,5 miliar untuk menyerap 170 juta saham baru. MEI dan DKAB telah menandatangani perjanjian konfirmasi dengan GIC pada tanggal 18 Februari 2021 untuk mengalihkan sisa porsi HMETD kepada DKAB. Dengan begitu, porsi kepemilikan saham MEI dan WTT di Bank Jago telah mengalami penurunan pasca
rights issue.
.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat