Selain isu perang dagang, dua faktor ini juga bikin yuan keok



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pada transaksi Jumat (27/9), yuan tampak tak berdaya. Bahkan pelemahannya mencapai yang terendah dalam tiga pekan terakhir.

Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, pada pukul 05.01 GMT, nilai tukar yuan di pasar onshore melemah 0,08% menjadi 7,1370 per dollar AS. Ini posisi terendah sejak 6 September 2019 lalu. Adapun nilai tukar yuan di pasar offshore melemah 0,07% dan diperdagangkan di posisi 7,132 per dollar AS. Jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya, nilai yuan sudah melemah 0,6%.

Pelemahan yuan terjadi menjelang pertemuan tingkat tinggi di Washington yang bakal menentukan apakah ketegangan perang dagang antara AS dan China akan mereda atau malah semakin memanas.


Baca Juga: Ekonomi China kian lemah, keuntungan industri China turun pada Agustus 2019

China dan Amerika Serikat masih mendiskusikan detil pertemuan perdagangan yang akan dihelat pada Oktober mendatang. Menurut Kementerian Perdagangan China, sejumlah persiapan juga dilakukan untuk memastikan ada kemajuan positif yang didapat selama negosiasi.

Para negosiator tingkat tinggi dari kedua belah pihak diprediksi akan bertemu dalam dua pekan mendatang untuk memutuskan apakah mereka bisa membatalkan penetapan tarif atau malah menaikkan tarif terhadap barang dari masing-masing negara.

Faktor lain yang juga menekan posisi yuan adalah krisis politik dan lemahnya fundamental ekonomi. Sebut saja adanya kontraksi laba perusahaan industri China di tengah tekanan perang datang.

Baca Juga: Inilah fakta-fakta yang terjadi di pasar finansial China pada Senin (23/9)

Selain itu, bakal diselenggarakannya perayaan hari jadi China yang ke 70 menjadi alasan lain di balik terbatasnya aktivitas market. Pasar finansial China akan ditutup selama sepekan mulai 1 Oktober hingga 7 Oktober mendatang.

"Banyak institusi yang menahan posisi mereka, mereka enggan menahan ini selama masa liburan berlangsung," jelas salah seorang trader kepada Reuters.

Carie Li, ekonom di OCBC Wing Hang Bank di Hong Kong, mencatat tekanan terhadap yuan semakin bertambah karena korporasi menimbun mata uang asing menjelang libur panjang.

"Itu sebabnya ada resistensi sebelumnya ketika yuan mencoba menguat ke level 7,1," katanya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie