Selain Kepada Kanada, Indonesia Minta Dukungan Prancis Agar Diterima Gabung OECD



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat Indonesia untuk bergabung organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) sangat kuat. Selain minta dukungan dari Kanada, pekan lalu, kini Presiden Joko Widodo kembali minta dukungan kepada anggota OECD yang lain yakni Prancis. 

Permintaan dukungan tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu, 9 September 2023.

Presiden mengungkapkan upaya bergabung menjadi anggota OECD ersebut dilakukan sebagai langkah nyata Indonesia untuk menjadi negara maju.


Baca Juga: Canada Supports Indonesia's Membership Application to Join the OECD

“Kami telah lakukan berbagai reformasi ekonomi sejalan dengan persyaratan keanggotaan OECD,” tuturnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Presiden Jokowi meminta kepada Presiden Macron untuk dapat berbagi pengalaman mengenai cara kerja hingga optimalisasi manfaat sebagai anggota OECD.

“Untuk itu, mohon dukungan Prancis terhadap keanggotaan Indonesia termasuk berbagi pengalaman terkait cara kerja dan optimalisasi manfaat keanggotaan di OECD,” ujarnya.

Sebelumnya Kanada juga menyatakan dukungan kepada Indonesia untuk bergabung dalam keanggotaan negara negara The Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD.

OECD merupakan organisasi antarnegara yang beranggotakan 38 negara dan sebagian besar adalah negara-negara maju, yang berdiri sejak 1961.

Baca Juga: Kanada Mendukung Aplikasi Keanggotaan Indonesia untuk Gabung di Forum OECD

Menteri Luar Negeri Indoensia Retno Marsudi menyampaikan hal ini seusai mendapingi Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 5 September 2023. 

“Perdana Menteri Trudeau juga mengatakan dukungannya terhadap aplikasi Indonesia di dalam OECD dan tentunya PM (Trudeau) juga akan bicara dengan anggota OECD lagi untuk memberikan konsiderasi atau pertimbangan yang positif terhadap aplikasi Indonesia di OECD,” katanya.

Investasi Prancis

Mengutip pernyataan resmi presiden di laman resmi presidenRI.go.id, Presiden Joko Widodo mengapresiasi investasi Prancis pada sektor strategis di Indonesia. 

“(Terkait) investasi di sektor strategis saya menghargai Dubes Prancis untuk Indonesia telah bawa calon investor Prancis ke Ibu Kota Negara (IKN) dan menghasilkan 4 LoI (Letter of Intent) untuk dukung pembangunan IKN,” kata Presiden

Presiden berharap, kesepakatan antarkedua negara tersebut dapat segera terwujud dalam waktu dekat. “Saya harap kesepakatan ini dapat segera direalisasikan,” harap Presiden.

Dalam hal transisi energi, Kepala Negara berharap agar Prancis dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk di dalamnya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

Baca Juga: OECD Pangkas Pertumbuhan Ekonomi ASEAN di 2023, Bagaimana Pengaruhnya ke Indonesia?

“Terkait transisi energi, saya harap Prancis juga dapat merealisasikan komitmen untuk proyek transisi energi, termasuk melalui skema JETP,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga turut menyampaikan apresiasi kepada Prancis yang telah memperlihatkan fleksibilitas posisi atas tindak pelecehan simbol agama dan kitab suci dalam konsep deklarasi G20.

“Ini isu yang sangat penting bagi Indonesia, tindak pelecehan tersebut sangat melukai hati umat muslim dan tidak dapat dibenarkan,” tegas Presiden.

Editor: Syamsul Azhar