KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian di tiga bulan pertama tahun ini minus 0,74%
year-on-year (yoy). Perekonomian juga masih terkontraksi 0,96% secara kuartalan (qoq). Selain kontraksi ekonomi, analis membeberkan sejumlah sentimen lain yang bisa mempengaruhi gerak Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) tahun ini. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha menilai, pandemi Covid-19 masih akan mempengaruhi pergerakan indeks. Hal ini disebabkan penanganan pandemi di dalam negeri dinilai belum optimal, apalagi terdapat ancaman varian baru Covid-19 yang berasal dari India yang dikabarkan telah masuk ke Indonesia.
Selain itu, pelaku pasar juga perlu mencermati realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 apakah sudah optimal atau realisasinya lebih rendah dari rencana. Sebab, di dalam PEN tersebut terdapat anggaran yang dia nilai cukup mampu mendongkrak ekonomi Indonesia di tahun ini. “Satu lagi, kita perlu melihat realisasi kebijakan UU Cipta Kerja yang diharapkan dapat menarik perusahaan asing ke Indonesia, dan harapannya dapat menambah lapangan pekerjaan,” terang Dustin kepada Kontan.co.id, Rabu (5/5).
Baca Juga: Wall Street menguat, data tenaga kerja menjadi penopang bursa saham Sementara dari eksternal, terdapat sentimen kebijakan pemerintah Amerika Serikat serta Bank Sentral The Fed mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Untuk tahun ini, jika melihat dari skenario dasar
(base case) yang disusun oleh tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, IHSG berpotensi mencapai level 6.820 yang mencerminkan pertumbuhan EPS sebesar 30% dan P/E sebesar 17,4 kali. Senada, CEO Kanaka Hita Solvera Wijen Pontus menilai, sentimen paling utama bagi pasar saham adalah perkembangan kasus Covid-19, terutama di dalam negeri. Kekhawatiran investor terbesar saat ini adalah munculnya gelombang kedua di berbagai negara, terutama India. Bahkan Negeri Jiran Malaysia pun memberlakukan
lockdown kembali di beberapa wilayahnya.
Baca Juga: Saham berbasis komoditas bisa jadi pilihan saat ekonomi domestik masih resesi “Ini yang perlu dicermati. Selama perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih relatif terkendali, saya optimistis bahwa ekonomi dan IHSG juga masih
on track membaik,” terang Wijen. Kanaka Hita Solvera memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 6.300 hingga akhir tahun ini.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, IHSG masih sangat mungkin untuk kembali ke atas level 6.000 hingga akhir tahun. Dia mengatakan, sentimen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) efeknya tidak akan besar. Pada waktunya, sentimen laju pertumbuhan PDB akan dianggap wajar karena masih adanya faktor pembatasan sosial (PPKM). “Namun, fokus investor akan kepada emiten dan kinerjanya,” terang William.
Baca Juga: Simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Kamis (6/5) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati