Selain lawan corona, Singapura hadapi kenaikan kasus demam berdarah



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) memperingatkan, jumlah kasus demam berdarah pada tahun ini bisa melampaui angka tahun lalu, kecuali ada "tindakan segera" yang pemerintah ambil.

Mengutip Channelnewsasia.com, dalam rilis media pada Senin (20/4), NEA mengatakan, pada pertengahan April 2020, ada ampir 5.800 kasus demam berdarah, lebih dari dua kali lipat dibanding periode sama pada 2019.

"Dengan musim puncak demam berdarah tradisional mulai dari Mei hingga September, jumlah kasus demam berdarah pada 2020 kami proyeksikan melebihi 16.000 kasus di 2019, kecuali tindakan segera diambil untuk menekan populasi nyamuk Aedes," kata NEA.


Baca Juga: Tembus 8.000 kasus corona, Singapura yang tertinggi di Asia Tenggara

Menurut NEA, angka demam berdarah mingguan tetap tinggi, sekitar 300 hingga 400 kasus, dan ini terus menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Singapura.

"Ini adalah angka yang luar biasa tinggi sebelum puncak musim demam berdarah dan bisa memperburuk tingkat penularan demam berdarah jika serotipe virus dengue yang dominan terus berubah," sebut NEA.

Virus dengue serotipe 2 (DENV-2) adalah jenis yang lebih dominan di Singapura. Tetapi, menurut NEA, telah terjadi peningkatan kasus virus dengue serotipe 3 (DENV-3) belakangan.

Editor: S.S. Kurniawan