KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana berbasis
environmental, social, and corporate governance (ESG) mencatatkan kinerja positif di sepanjang tahun ini. Hal itu menjadi keunggulan reksadana ESG, selain tujuannya sebagai investasi yang mengedepankan visi keberlanjutan. Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mencermati, kinerja reksadana berbasis ESG di sepanjang tahun ini cukup baik, jika dibandingkan dengan kinerja Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) yang masih dalam koreksi. Secara
year to date (YtD) per 22 Mei 2023, kinerja saham-saham ESG yang tercermin dari IDX ESG Leader Index berhasil mencatatkan kinerja 1.74% ytd. Sementara IHSG masih dalam tren negatif yang melemah 1,77% YtD.
Guntur menilai antusiasme investor terkait produk ESG cukup positif sejauh ini. Capaian ini lumayan mengingat penerapan strategi reksadana berbasis ESG juga masih terbilang cukup awal di Indonesia. Ke depannya, produk reksadana berbasis ESG bisa memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi karena banyak investor yang sekarang pemahamannya lebih dalam terkait dampak investasi berkelanjutan (sustainability investing). Dan juga, investor lebih peduli terhadap pengaruh investasi yang akan berdampak bagi lingkungan dan sosial. “Dari sisi investor, reksadana ESG sesuai dengan prinsip berinvetasi, sekaligus memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan sosial,” imbuh Guntur kepada Kontan.co.id, Selasa (23/5).
Baca Juga: BNP Paribas Luncurkan Reksadana ESG, Ajak Investor Lebih Peduli Lingkungan Guntur menyebutkan, Pinnacle sendiri memiliki 1 produk reksadana Exchange Trade Fund (ETF) berbasis ESG yaitu Pinnacle Indonesia ESG ETF (XPSG). Produk reksadana tersebut diklaim merupakan reksadana ETF ESG pertama di Indonesia yang dikelola secara aktif dengan pertumbuhan kinerja 0.04% ytd. Strategi pemasaran produk ESG kelolaan Pinnacle lebih mengutamakan sosialisasi dan edukasi terkait pemahaman konsep dan tema ESG ke calon investor baik retail ataupun institusi. Pinnacle juga bekerja sama dengan Dealer Partisipan yaitu Indopremier Sekuritas dalam memasarkan reksadana berbasis ESG. Guntur mengatakan, saat ini perusahaan sedang melakukan evaluasi untuk potensi peluncuran produk reksadana ETF berbasis ESG yang kedua. Pinnacle nantinya akan bekerja sama dengan global index provider untuk produk flagship ESG berikutnya. Direktur & Head of Marketing and Product Development PT BNP Paribas Asset Management (AM) Maya Kamdani meyakini bahwa prospek investasi ke depan termasuk reksadana akan mengarah pada konsep ESG yang berkelanjutan Seperti diketahui, kondisi ataupun tantangan mengenai perubahan iklim (climate change) saat ini tidak dapat dihindari. Pemerintah tentunya akan meminta semua emiten lakukan perubahan. Tak hanya itu, investor juga menginginkan suatu transformasi. “Tekanan dari investor dan regulator itu semua akan membuat emiten di bursa efek lakukan transformasi ke arah yang lebih baik,” ungkap Maya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/5).
Baca Juga: Reksadana Berbasis ESG Jadi Arah Investasi di Masa Depan Menurut Maya, isu mengenai ESG akan menjadi sensitif bagi perusahaan jika tidak mampu mengikuti perubahan yang diinginkan investor. Sederhananya, reputasi yang buruk dapat membuat pergerakan harga saham emiten anjlok. Apalagi, aliran dana investasi ke depannya pasti akan mengalir kepada investasi yang berkelanjutan. Kondisi tersebut akan memacu transformasi yang dilakukan oleh emiten agar bisa menyesuaikan kemauan investor. Maya mengamati, reksadana ESG sebenarnya tidak hanya menjual tema kepedulian lingkungan bagi investor, namun secara kinerja pun lumayan memberikan imbal hasil yang optimal. Hal itu karena biasanya portofolio reksadana ESG terdiri dari emiten-emiten yang sudah mapan dalam bisnisnya. Sehingga, risiko dan return reksadana ESG cukup terukur karena ditopang saham-saham unggulan. PT BNP Paribas AM sendiri kini mengelola 4 reksadana yang mengusung tema berkelanjutan dengan total Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan sebesar Rp 5,58 triliun per Maret 2023. BNP Paribas Indonesia ESG Equity yang diluncurkan hari ini, Selasa (23/5) merupakan reksadana keempat BNP Paribas AM yang portofolionya dominan berbasis saham.
Baca Juga: Deliveree Umumkan Pencapaian Dampak ESG untuk Tahun 2022/23 BNP Paribas AM mengajak para investor untuk memantau kontribusi investasi mereka terhadap aspek ESG melalui dua indikator yaitu Skor ESG (ESG Score) dan Jejak Karbon (
Carbon Footprint) dari reksadana. Adapun Skor ESG dan Jejak Karbon dihitung di level portofolio reksadana secara keseluruhan, dimana Skor ESG merupakan skor relatif yang menunjukkan kontribusi suatu perusahaan terhadap aspek lingkungan, sosial dan tata kelola. Sedangkan, jejak karbon menunjukkan emisi karbon yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dihitung dalam satuan ton CO2 per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto