Selain Pesawat Tempur F-15EX, Prabowo Borong 24 Helikopter Tempur Black Hawk dari AS



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Republik Indonesia telah menandatangani perjanjian untuk membeli 24 helikopter angkut dari perusahaan pembuat senjata Amerika Serikat, Lockheed Martin, guna memperkuat armada udara militer negara ini, demikian disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia pada hari Rabu (23/8).

Pembelian ini dilakukan setelah Kementerian Pertahanan Indonesia dan perusahaan pembuat pesawat AS, Boeing, menandatangani kesepakatan penjualan 24 pesawat tempur F-15EX pada hari Senin lalu.

Baca Juga: Tambah Kekuatan Militer, Australia Borong 40 Unit Helikopter Black Hawk dari AS


Perjanjian terbaru ini, yang ditandatangani oleh perusahaan milik negara Indonesia di bidang kedirgantaraan, Dirgantara Indonesia, dan Lockheed Martin, adalah untuk helikopter jenis Sikorsky S-70M Black Hawk tipe GFA, yang menurut perusahaan tersebut umumnya digunakan untuk "mengangkut dan mengevakuasi pasukan".

Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa pembelian ini dapat "meningkatkan kekuatan militer Indonesia".

Meskipun Kementerian Pertahanan tidak mengungkapkan nilai kesepakatan ini, langkah Indonesia untuk meningkatkan anggaran pertahanannya dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan hasil dalam upaya modernisasi armadanya. Armada ini mencakup pesawat-pesawat tempur buatan AS seperti F-16 dan pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 buatan Rusia.

Baca Juga: Awas!! Belanja Pesawat Tempur Besar-besaran Bisa Menggempur Otot Rupiah

Bulan ini, Indonesia juga mengumumkan pembelian 12 unit drone baru dari Turkish Aerospace senilai $300 juta, sebagai bagian dari serangkaian pembelian yang bertujuan untuk memodernisasi peralatan militer yang sudah tua. Hal ini terjadi dalam konteks persaingan yang semakin tumbuh antara Amerika Serikat dan Tiongkok di Laut China Selatan.

Tak hanya itu, Indonesia juga telah melakukan pembelian 12 pesawat tempur bekas Mirage 2000-5 dalam kesepakatan senilai $800 juta tahun ini, meskipun keputusan ini mendapat kritik karena usia pesawat yang dianggap sudah terlalu tua.

Tahun lalu, pemerintah Jakarta membeli 42 pesawat tempur Dassault Rafale dengan nilai kontrak mencapai $8,1 miliar sebagai bagian dari upaya untuk terus memperkuat pertahanan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar