KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Saat ini pemerintah Indonesia belum juga menetapkan standar resmi untuk Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Padahal pelaku industri swasta ingin masuk menyediakan SPLU untuk kendaraan di Indonesia. Padahal berdasarkan Peraturan Presiden 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Kementerian ESDM diharapkan bisa memenuhi target menyediakan 1.000 Stasiun Pengisian Listrik Umum ( SPLU) sampai 2025 di seluruh Indonesia. Salah satu vendor stasiun penyedia listrik umum (SPLU) swasta, HS Power System pun ingin ikut proyek pemerintah. Stevanus, Direktur PT Hitech Solution Power System menjelaskan saat ini sudah dua SPLU nya yang diuji coba secara terbatas oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Thamrin dan BPPT Serpong. "Kami belum bisa jual massal karena kami kejar standarisasinya dahulu. Bila sudah kami ingin bekerjasama dengan Pertamina maupun PLN," kata Stevanus, Rabu (5/12). Stevanus menjelaskan saat ini juga belum ada tarif resmi dari pemerintah. Menurutnya saat ini pihaknya membebankan tarif rata-rata industri yakni sebanyak Rp 1.450 per KwH. Menurutnya bila sudah ada subsidi pemerintah, maka tarif bisa turun lagi. "Bila tarifnya rendah maka animo masyarakat terhadap kendaraan listrik lebih tinggi," katanya. Stevanus mengaku untuk investasi satu SPLU miliknya membutuhkan dana sebesar Rp 900 juta. "Tetapi kita akan punya satu sistem ekonomis lagi yang lebih murah dan akan kami perkenalkan dalam waktu dekat," katanya. Saat ini produk dari perusahaan HS Power System masih diimpor dari Spanyol. Stevanus menjelaskan kedepannya pihak perusahaan akan melihat pasar Indonesia untuk dapat diproduksi dalam negeri.
Selain PLN, swasta juga ingin membangun stasiun pengisian kendaraan listrik
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Saat ini pemerintah Indonesia belum juga menetapkan standar resmi untuk Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Padahal pelaku industri swasta ingin masuk menyediakan SPLU untuk kendaraan di Indonesia. Padahal berdasarkan Peraturan Presiden 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Kementerian ESDM diharapkan bisa memenuhi target menyediakan 1.000 Stasiun Pengisian Listrik Umum ( SPLU) sampai 2025 di seluruh Indonesia. Salah satu vendor stasiun penyedia listrik umum (SPLU) swasta, HS Power System pun ingin ikut proyek pemerintah. Stevanus, Direktur PT Hitech Solution Power System menjelaskan saat ini sudah dua SPLU nya yang diuji coba secara terbatas oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Thamrin dan BPPT Serpong. "Kami belum bisa jual massal karena kami kejar standarisasinya dahulu. Bila sudah kami ingin bekerjasama dengan Pertamina maupun PLN," kata Stevanus, Rabu (5/12). Stevanus menjelaskan saat ini juga belum ada tarif resmi dari pemerintah. Menurutnya saat ini pihaknya membebankan tarif rata-rata industri yakni sebanyak Rp 1.450 per KwH. Menurutnya bila sudah ada subsidi pemerintah, maka tarif bisa turun lagi. "Bila tarifnya rendah maka animo masyarakat terhadap kendaraan listrik lebih tinggi," katanya. Stevanus mengaku untuk investasi satu SPLU miliknya membutuhkan dana sebesar Rp 900 juta. "Tetapi kita akan punya satu sistem ekonomis lagi yang lebih murah dan akan kami perkenalkan dalam waktu dekat," katanya. Saat ini produk dari perusahaan HS Power System masih diimpor dari Spanyol. Stevanus menjelaskan kedepannya pihak perusahaan akan melihat pasar Indonesia untuk dapat diproduksi dalam negeri.