KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir tahun biasanya merupakan periode rotasi saham bagi pengelola dana dan investor. Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di pekan kedua Desember, analis menyarankan investor bisa menambah ke sektor yang memiliki prospek menarik. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan saat ini harga saham
big four perbankan sudah mencapai harga
all time high. Bahkan, investor asing maupun lokal mulai profit taking dalam dua pekan terakhir sejak awal bulan Desember. Namun secara fundamental, dia menilai saham
big four perbankan masih kuat dari semua sisi. "Kalau dilihat dari sisi PBV dan PER, rasio saham
big four perbankan masih
undervalued dibandingkan rata-rata sektornya," kata Arjun kepada Kontan.co.id, Rabu (14/12).
Menurut dia, sektor perbankan masih sangat kuat dan prospektif sehingga investor tidak perlu merotasi dari sektor ini ke sektor yang lain. Maksudnya, saham
big four perbankan bisa dimiliki jangka panjang dan justru investor bisa menambah ke sektor lain.
Baca Juga: Ada Potensi Kenaikan Suku Bunga, Intip Rekomendasi Saham Menara Telekomunikasi Senada, analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan bahwa rotasi sektor tentunya akan terus terjadi. Hanya saja, rotasi terjadi mengikuti katalis yang sedang berkembang di pasar. Nah, perbankan telah mencetak
all time high di tahun ini karena didukung katalis kenaikan suku bunga yang sedang terjadi. Sementara untuk sektor lain, kenaikan suku bunga justru meningkatkan beban seperti yang terjadi pada sektor properti, konstruksi, dan teknologi lantaran ketiga sektor tersebut memiliki DER yang cukup besar. Sehingga dia menilai rotasi sektor belum akan terjadi, kecuali apabila suku bunga melandai. Raditya menilai apabila inflasi tinggi masih di atas range 2%-4%, seperti yang ditetapkan BI, maka kenaikan suku bunga masih memungkinkan untuk terjadi. Adapun inflasi saat ini di 5,42%. "Investor cenderung pegang
cash karena makroekonomi global masih belum pasti dan ditambah memanasnya Rusia dan Negara Barat, lalu, investor masih mengalami
floating loss pada saham-saham yang mengalami penurunan signifikan akhir-akhir ini," ujar dia.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dan Arah IHSG Menyambut Suku Bunga The Fed, Kamis (15/12) Dengan sentimen kenaikan suku bunga, ia pun menilai saat ini pasar saham masih akan tertuju pada sektor keuangan. Pada sektor tersebut Raditya menilai ada beberapa saham yang masih menarik diamati, yakni bank digital. "Karena pergerakannya
laggard jika dibandingkan dengan
big caps perbankan, padahal sama-sama terdampak positif dari kenaikan suku bunga," sebutnya. Adapun saham-sahamnya,
BBYB dengan target harga Rp 1.000 dan
ARTO dengan target harga Rp 2.000. Arjun meneruskan bahwa selain sektor keuangan, sektor yang masih kondusif dan prospeknya masih bagus adalah sektor energi dan sektor konsumen primer. Karena saham
big caps di dua sektor ini mempunyai fundamental yang kuat dan mempunyai prospek yang bagus. Dia menyebut dari sektor energi, harga komoditas masih ada potensi untuk naik dalam jangka pendek sampai kuartal pertama 2023 akibat ketidakpastian geopolitik Rusia dan Ukraina. Saat ini juga masih musim dingin dan umumnya permintaan komoditas energi terutama di negara barat meningkat. "Dan ini akan berdampak terhadap harga komoditas seperti batu bara, minyak dan gas alam," kata dia. Sektor konsumen primer masih prospektif sektor ini mempunyai daya tahan yang tangguh. Sehingga dengan skenario ekonomi dan geopolitik global yang terkepung ketidakpastian diperkirakan sektor ini masih mampu bertahan.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.801 Rabu (14/12), Net Sell Asing Mencapai Rp 1,1 Triliun Arjun pun menjagokan saham-saham berikut: 1.
BBCA dengan target harga Rp 9.400 dan
support Rp 8.400 2.
BMRI dengan target harga Rp 11.000 dan
support Rp 9.775 3.
BBNI dengan target harga Rp 9.900 dan
support Rp 9.500 4.
BBRI dengan target harga Rp 5.200 dan
support Rp 4.690 5.
ICBP dengan target harga Rp 10.600 dan
support Rp 9.900 6.
INDF dengan target harga Rp 7.175 dan
support Rp 6.900
7.
AMRT dengan target harga Rp 2.940 dan
support Rp 2.300 8.
PGAS dengan target harga Rp 1.990 dan
support Rp 1.720 9.
ADRO dengan target harga Rp 4.170 dan
support Rp 3.680
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati