JAKARTA. Selain menyewa genset untuk memenuhi kebutuhan listrik di beberapa daerah di Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menambah setrum dengan cara membeli excess power. Rencananya, jumlah Excess Power yang dibeli sebesar 231 mega watt (MW). "Excess Power yang sudah dibeli oleh PLN pada Februari 2010 sebesar 125,75 MW," Kata Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan, Kamis (11/2). Namun, Dahlan tak menyebutkan secara sumber pembelian listrik melalui excess power tersebut maupun biaya yang mesti dikeluarkan pada pembelian excess power itu. Rencananya, excess power tersebut diperuntukkan untuk tujuh wilayah di Indonesia yaitu di Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Sumatera Utara, Kep. Riau, Sumatera Selatan Jambi Bengkulu (S2JB), Lampung, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan bagian tengah. Sebelumnya, PLN harus mengeluarkan biaya penyewaan genset demi menjamin pasokan setrum untuk enam wilayah Indonesia. Biaya sewanya tak tanggung-tanggung hingga Rp 2 triliun per tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Selain Sewa Genset, PLN Beli Listrik dari Excess Power
JAKARTA. Selain menyewa genset untuk memenuhi kebutuhan listrik di beberapa daerah di Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menambah setrum dengan cara membeli excess power. Rencananya, jumlah Excess Power yang dibeli sebesar 231 mega watt (MW). "Excess Power yang sudah dibeli oleh PLN pada Februari 2010 sebesar 125,75 MW," Kata Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan, Kamis (11/2). Namun, Dahlan tak menyebutkan secara sumber pembelian listrik melalui excess power tersebut maupun biaya yang mesti dikeluarkan pada pembelian excess power itu. Rencananya, excess power tersebut diperuntukkan untuk tujuh wilayah di Indonesia yaitu di Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Sumatera Utara, Kep. Riau, Sumatera Selatan Jambi Bengkulu (S2JB), Lampung, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan bagian tengah. Sebelumnya, PLN harus mengeluarkan biaya penyewaan genset demi menjamin pasokan setrum untuk enam wilayah Indonesia. Biaya sewanya tak tanggung-tanggung hingga Rp 2 triliun per tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News