Selain terbitkan HMETD, Smartfren Telecom (FREN) juga private placement



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya berencana meningkatkan modal dasar melalui mekanisme penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga akan menerbitkan obligasi wajib konversi (OWK).

Karena itu, dalam aksi korporasi ini, FREN juga akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) dalam rangka penawaran terbatas OWK IV. 

"Terkait pelaksanaan PMTHMETD, Perseroan berencana untuk menerbitkan efek melalui mekanisme penempatan terbatas (private placement), paling banyak 10% dari modal disetor,” ujar Direksi FREN dalam keterbukaan informasi, Senin (24/9).


Nilai efek ini mencapai Rp 1,2 triliun. Instrumen yang diterbitkan adalah OWK IV dengan harga konversi Rp 120 per saham dan bunga 0% per tahun. 

Berdasarkan ketentuan, harga pelaksanaan saham yang baru dikeluarkan dalam private placement itu minimal sama dengan rata-rata harga penutupan saham dalam kurun waktu 25 hari bursa. Pelaksanaan private placement tersebut selambat-lambatnya dua tahun setelah tanggal persetujuan RUPSLB. 

Namun, FREN belum menentukan waktu pelaksanaan private placement ini, apakah akan dilaksanakan sebelum atau sesudah pelaksanaan HMETD. FREN juga belum mengidentifikasi calon pemodal yang akan berpartisipasi dalam aksi korporasi ini. Yang jelas, dana dari private placement ini akan digunakan untuk modal kerja. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2017 dan 31 Maret 2018, FREN masih mengalami kerugian sehingga membutuhkan tambahan dana untuk membayar utang, modal kerja dan tambahan investasi. 

Sepanjang 2017, pendapatan FREN tumbuh sebesar 28,35% year-on-year (yoy) menjadi Rp 4,67 triliun. Kontribusi terbesar pendapatan perusahaan pada tahun lalu masih didominasi sektor data. 

Sayangnya, peningkatan pendapatan ini belum mampu menekan kerugian yang harus ditanggung FREN. Sepanjang 2017, kerugian FREN justru meningkat 53,09% dari Rp 1,97 triliun pada 2016 menjadi Rp 3,02 triliun.

Pasalnya, beban usaha perusahaan membengkak pada tahun lalu. Pos beban umum dan administrasi FREN melonjak 26,72% menjadi Rp 6,21 triliun, melebihi jumlah pendapatan yang berhasil diperoleh FREN. Selain itu, beban penjualan meningkat sebesar 31,56% menjadi Rp 579,76 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti