JAKARTA. Pemerintah optimistis, produksi produk perikanan nasional tahun ini bakal melampaui jumlah yang ditargetkan sebesar 10,76 juta ton. Sampai dengan triwulan III, produksi perikanan telah mencapai 8,55 juta ton atau mencapai 79,46% dari target tersebut. Produksi itu disumbang oleh produksi perikanan tangkap seberat 4,27 juta ton dan seberat 4,28 juta ton dari perikanan budidaya.Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ketut Sugama bilang, produksi di sektor perikanan budidaya terjadi karena produktifnya pembudidaya baru sejak tahun 2009. Para pembudidaya pemula yang dimodali KKP itu pada tahun 2010 sudah mulai panen. "Pembudidaya baru itu mulai menyumbang kenaikan produksi tahun ini," kata Ketut kepada KONTAN, kemarin.Volume produksi perikanan budidaya itu terus meningkat. Kalau akhir kuartal III-2010 baru 4,28 juta ton, sampai 1 Desember, volume produksinya telah naik menjadi 5,4 juta ton atau melebihi target sebesar 5,3 juta ton. Ketut bilang, produk perikanan yang tumbuh pesat itu di antaranya adalah rumput laut, lele, nila, bandeng, dan kerapu.Produksi sektor perikanan tangkap juga sudah mendekati target sampai dengan kuartal III. Hasil tangkap ikan yang bersumber dari laut itu sampai akhir September telah terealisasi 79,3% dari target sebesar 5,35 juta ton. Dirjen Perikanan Tangkap Dedi Sutisna bilang, produksi perikanan tangkap sengaja tidak diperbesar untuk menghindari over fishing. "Target kenaikan produksi dalam lima tahun hanya 5%," kata Dedi.Untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap, pemerintah menurut Dedi, sudah mempermudah pengurusan izin kapal untuk berlayar. Ia mencontohkan, izin kapal ukuran 60 gross ton (GT) yang sebelumnya ada di pusat, sekarang sudah diberikan kepada pemerintah daerah. Dengan kemudahan izin itu, Dedi Berharap, nelayan dan pelaku usaha perikanan tangkap bisa menimalisir pengeluarannya.Untuk mendukung tangkapan ikan pada nelayan, KKP juga akan merealisasikan secara bertahap pengadaan kapal untuk nelayan dengan kapasitas 30 GT. Menurut Dedi, dari 1.000 jumlah ideal pengadaan kapal nelayan itu, sekarang sudah terealisasi sebanyak 60 unit. "Kapal motor itu ditujukan untuk penggantian (replacement) kapal kecil nelayan," jelas Dedi.Udang di bawah targetKenaikan jumlah produksi perikanan secara keseluruhan mendapat acungan jempol dari Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I). Menurutnya, jika dihitung kenaikan secara menyeluruh, akan terlihat kenaikan yang menggembirakan. Namun, Thomas melihat, masih ada yang timpang.Thomas mencermati, kenaikan produksi hanya terjadi pada sektor budidaya jenis rumput laut, bandeng, lele, dan kerapu saja. Kenaikan tidak terjadi pada produksi udang yang permintaan pasarnya di pasar dunia cukup bagus. "Kenaikan konsumsi udang tidak diimbangi dengan kenaikan produksi," kata Thomas. Padahal, Thomas menambahkan, pasar sangat menggemari produk perikanan yang satu ini.Menurut perkiraan KKP, produksi udang sampai akhir tahun, hanya akan mencapai 350.000 ton, di bawah target yang 400.000 ton. Kondisi itu tentu tidak menguntungkan industri pengolahan udang maupun para eksportir. Apalagi, menurut Thomas, harga udang juga sedang sangat menarik. Ini terjadi salah satunya karena pasokan yang memang kurang.Permintaan udang datang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China. Namun, untuk melayani permintaan konsumen udang di China saja, Indonesia tidak bisa. "China membutuhkan pasokan sejuta ton per tahun, sementara produksi 350.000 ton saja sulit," ungkap Thomas. Ia berharap, pemerintah serius menaikan produksi udang nasional.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Selain udang, target perikanan tercapai
JAKARTA. Pemerintah optimistis, produksi produk perikanan nasional tahun ini bakal melampaui jumlah yang ditargetkan sebesar 10,76 juta ton. Sampai dengan triwulan III, produksi perikanan telah mencapai 8,55 juta ton atau mencapai 79,46% dari target tersebut. Produksi itu disumbang oleh produksi perikanan tangkap seberat 4,27 juta ton dan seberat 4,28 juta ton dari perikanan budidaya.Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ketut Sugama bilang, produksi di sektor perikanan budidaya terjadi karena produktifnya pembudidaya baru sejak tahun 2009. Para pembudidaya pemula yang dimodali KKP itu pada tahun 2010 sudah mulai panen. "Pembudidaya baru itu mulai menyumbang kenaikan produksi tahun ini," kata Ketut kepada KONTAN, kemarin.Volume produksi perikanan budidaya itu terus meningkat. Kalau akhir kuartal III-2010 baru 4,28 juta ton, sampai 1 Desember, volume produksinya telah naik menjadi 5,4 juta ton atau melebihi target sebesar 5,3 juta ton. Ketut bilang, produk perikanan yang tumbuh pesat itu di antaranya adalah rumput laut, lele, nila, bandeng, dan kerapu.Produksi sektor perikanan tangkap juga sudah mendekati target sampai dengan kuartal III. Hasil tangkap ikan yang bersumber dari laut itu sampai akhir September telah terealisasi 79,3% dari target sebesar 5,35 juta ton. Dirjen Perikanan Tangkap Dedi Sutisna bilang, produksi perikanan tangkap sengaja tidak diperbesar untuk menghindari over fishing. "Target kenaikan produksi dalam lima tahun hanya 5%," kata Dedi.Untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap, pemerintah menurut Dedi, sudah mempermudah pengurusan izin kapal untuk berlayar. Ia mencontohkan, izin kapal ukuran 60 gross ton (GT) yang sebelumnya ada di pusat, sekarang sudah diberikan kepada pemerintah daerah. Dengan kemudahan izin itu, Dedi Berharap, nelayan dan pelaku usaha perikanan tangkap bisa menimalisir pengeluarannya.Untuk mendukung tangkapan ikan pada nelayan, KKP juga akan merealisasikan secara bertahap pengadaan kapal untuk nelayan dengan kapasitas 30 GT. Menurut Dedi, dari 1.000 jumlah ideal pengadaan kapal nelayan itu, sekarang sudah terealisasi sebanyak 60 unit. "Kapal motor itu ditujukan untuk penggantian (replacement) kapal kecil nelayan," jelas Dedi.Udang di bawah targetKenaikan jumlah produksi perikanan secara keseluruhan mendapat acungan jempol dari Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I). Menurutnya, jika dihitung kenaikan secara menyeluruh, akan terlihat kenaikan yang menggembirakan. Namun, Thomas melihat, masih ada yang timpang.Thomas mencermati, kenaikan produksi hanya terjadi pada sektor budidaya jenis rumput laut, bandeng, lele, dan kerapu saja. Kenaikan tidak terjadi pada produksi udang yang permintaan pasarnya di pasar dunia cukup bagus. "Kenaikan konsumsi udang tidak diimbangi dengan kenaikan produksi," kata Thomas. Padahal, Thomas menambahkan, pasar sangat menggemari produk perikanan yang satu ini.Menurut perkiraan KKP, produksi udang sampai akhir tahun, hanya akan mencapai 350.000 ton, di bawah target yang 400.000 ton. Kondisi itu tentu tidak menguntungkan industri pengolahan udang maupun para eksportir. Apalagi, menurut Thomas, harga udang juga sedang sangat menarik. Ini terjadi salah satunya karena pasokan yang memang kurang.Permintaan udang datang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China. Namun, untuk melayani permintaan konsumen udang di China saja, Indonesia tidak bisa. "China membutuhkan pasokan sejuta ton per tahun, sementara produksi 350.000 ton saja sulit," ungkap Thomas. Ia berharap, pemerintah serius menaikan produksi udang nasional.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News